Pemimpin nomor tiga di China akan mengunjungi Rusia dan diperkirakan bertemu langsung dengan Presiden Vladimir Putin. Ini akan menjadi pertemuan tatap muka yang melibatkan pejabat paling senior dari kedua negara sejak Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari lalu.
Seperti dilaporkan kantor berita Rusia, TASS dan dilansir CNN, Rabu (7/9/2022), Li Zhanshu yang merupakan anggota Komisi Tetap Politburo Partai Komunis China dan legislator utama negara itu, akan menghadiri Forum Ekonomi Timur yang digelar di Vladivostok pada Rabu (7/9) waktu setempat.
Li yang menjabat Ketua Komisi Tetap pada Kongres Nasional Rakyat China ini, diperkirakan akan bertemu langsung dengan Putin di sela-sela forum ekonomi itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum diketahui secara jelas apa yang akan dibahas oleh Li dan Putin. Namun forum itu diketahui fokus membangun hubungan investasi antara kawasan timur Rusia dengan para investor global. Putin akan menyampaikan pidatonya pada Rabu (7/9) waktu setempat.
Li menghadiri forum ekonomi itu sebagai bagian dari rangkaian kunjungan ke luar negeri selama 10 hari, dengan tujuan Rusia, Korea Selatan (Korsel), Mongolia dan Nepal. Kunjungan itu menjadikan Li sebagai pejabat China paling senior yang meninggalkan negara itu sejak pandemi virus Corona (COVID-19) merajalela.
Otoritas China diketahui masih menutup perbatasan dan membatasi diplomasi secara langsung.
Pertemuan kedua pemimpin itu menggarisbawahi pentingnya hubungan Rusia untuk China, bahkan dalam menghadapi pukulan balik internasional terhadap Moskow usai invasinya ke Ukraina.
Simak juga video 'Rusia dan China Pamer Kekuatan Militernya di Vostok-2022':
Rusia dan China diketahui menjalin hubungan kemitraan dekat dalam beberapa tahun terakhir, saat kedua negara sama-sama menghadapi ketegangan dengan Barat. Beberapa pekan sebelum invasi Rusia ke Ukraina, Putin dan Presiden China Xi Jinping menyatakan kedua negara memiliki kemitraan 'tanpa batas'.
Beijing enggan mengecam invasi Rusia ke Ukraina, dan berulang kali justru menyalahkan NATO dan Amerika Serikat (AS) atas konflik itu.
Kedua negara mengisyaratkan kemitraan mereka tetap kuat, dengan Kementerian Luar Negeri China mengatakan bulan lalu bahwa kedua pihak sepakat 'memperdalam kerja sama praktis' dalam pertemuan antara Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi dan Menlu Rusia Sergey Lavrov di Phnom Penh, Kamboja.