Serangan Verbal Luar Biasa Biden vs Trump Jelang Pemilu Sela

Serangan Verbal Luar Biasa Biden vs Trump Jelang Pemilu Sela

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Minggu, 04 Sep 2022 20:04 WIB
FILE - This combination of Sept. 29, 2020,  file photos shows President Donald Trump, left, and former Vice President Joe Biden during the first presidential debate at Case Western University and Cleveland Clinic, in Cleveland, Ohio. Amid the tumult of the 2020 presidential campaign, one dynamic has remained constant: The Nov. 3 election offers voters a choice between substantially different policy paths. (AP Photo/Patrick Semansky, File)
Foto: Donald Trump dan Joe Biden (AP Photo/Patrick Semansky, File)
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berbalas serangan verbal dengan mantan Presiden Donald Trump. Serangan-serangan ini dilontarkan jelang Pemilu sela.

Semua bermula ketika Biden menyebut para 'ekstremis' pendukung Trump yang menganut slogan 'Make America Great Again' atau MAGA itu sebagai musuh demokrasi AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilansir AFP, Jumat (2/9/2022), serangan verbal terhadap Trump itu dilontarkan Biden saat berbicara di Philadelphia pada Kamis (1/9) waktu setempat dalam rangka membangkitkan semangat para pemilih AS menjelang pemilu sela.

ADVERTISEMENT

Dalam pidatonya, Biden melontarkan serangan verbal luar biasa terhadap pendukung Partai Republik yang merangkul ideologi MAGA yang dicetuskan Trump. Biden juga mendesak para pendukung dirinya sendiri untuk melawan balik.

"Donald Trump dan para Republikan MAGA mewakili ekstremisme yang mengancam fondasi sangat mendasar dari republik kita," teriak Biden saat berpidato di dekat lokasi saat Deklarasi Kemerdekaan dan Konstitusi AS diadopsi lebih dari dua abad lalu. Philadelphia sendiri dijuluki sebagai tempat lahirnya demokrasi di AS.

"Mereka merangkul kemarahan. Mereka berkembang pesat dalam kekacauan. Mereka hidup tidak dalam terang kebenaran, tapi dalam bayang-bayang kebohongan," cetus Biden merujuk pada para 'ekstremis' pendukung Trump.

"Tidak ada tempat untuk kekerasan politik di Amerika. Titik. Tidak ada. Tidak akan pernah," tegas Presiden AS berusia 79 tahun dari Partai Demokrat ini, merujuk pada penyerbuan dan kerusuhan yang dipicu para pendukung Trump di Gedung Capitol AS tahun lalu.

Trump disebut bikin AS mundur

Menyinggung soal serangan nasional terhadap hak aborsi di AS oleh kalangan konservatif garis keras dan kekhawatiran atas kebebasan-kebebasan lainnya mulai dari kontrasepsi hingga pernikahan sejenis, Biden menuduh 'pasukan MAGA' bertekad membawa AS mundur ke belakang.

"Pasukan MAGA bertekad membawa negara ini mundur. Mundur ke Amerika di mana tidak ada hak untuk memilih, tidak ada hak untuk privasi. Tidak ada hak untuk kontrsepsi, tidak ada hak untuk menikah dengan orang yang Anda cintai," ucap Biden dalam pidatonya, seperti dilansir CNN.

"Mereka mempromosikan pemimpin otoriter. Mereka mengobarkan api kekerasan politik," sebut Biden merujuk pada 'pasukan MAGA' pendukung Trump.

Balasan Trump

Trump pun membalas serangan tersebut dengan menyebut Biden sebagai 'musuh negara'.

"Tidak ada contoh yang lebih jelas dari ancaman yang sangat nyata dari kebebasan Amerika daripada hanya beberapa minggu yang lalu, Anda lihat, ketika kita menyaksikan salah satu penyalahgunaan kekuasaan yang paling mengejutkan oleh pemerintahan mana pun dalam sejarah Amerika," kata Trump seperti dilansir dari AFP, Minggu (4/9/2022).

Trump mengatakan kepada para pendukungnya di rapat umum di kota Wilkes-Barre bahwa 'pelanggaran hukum yang mengerikan' akan menghasilkan 'balasan seperti yang belum pernah dilihat siapa pun'.

Dia juga membalas pidato Biden minggu ini di mana presiden mengatakan pendahulunya dan pendukung Partai Republik mewakili ekstremisme yang mengancam fondasi republik.

Trump mengecamnya sebagai pidato paling kejam yang penuh kebencian dan memecah belah. Trump menyebut Biden sebagai musuh negara.

"Dia adalah musuh negara. Anda ingin tahu itu," kata Trump.

"Republik dalam gerakan MAGA bukanlah orang-orang yang mencoba merusak demokrasi kita," lanjutnya.

Trump menyebut ia ingin menyelamatkan demokrasi. Sebab, menurutnya, bahaya demokrasi datang dari kiri radikal.

"Kami yang berusaha menyelamatkan demokrasi kami, sangat sederhana. Bahaya demokrasi datang dari kiri radikal, bukan dari kanan," tambahnya.

Trump muncul di Pennsylvania untuk menggalang dukungan dari Partai Republik menjelang pemilihan paruh waktu November, yang dapat membuat Demokrat Biden kehilangan kendali atas kedua majelis Kongres.

Halaman 2 dari 3
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads