Tiga wanita yang termasuk di antara 49 tentara Pantai Gading yang ditahan di Mali dibebaskan pada Sabtu, kata televisi pemerintah. Penangkapan pasukan itu memicu pertikaian diplomatik antara tetangga Afrika Barat itu.
Dilansir reuters Minggu (4/9/2022), para tentara itu ditahan di bandara internasional ibu kota Mali, Bamako pada 10 Juli. Junta Mali mengatakan mereka terbang tanpa izin dan dianggap sebagai tentara bayaran.
Pantai Gading, yang telah berulang kali meminta pembebasan mereka, mengatakan tentara telah dikerahkan sebagai bagian dari kontrak dukungan keamanan dan logistik yang ditandatangani dengan misi penjaga perdamaian PBB di Mali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
TV pemerintah Mali dan Pantai Gading mengatakan tiga wanita dalam kelompok itu telah dibebaskan.
Para wanita itu diperkirakan akan terbang ke ibukota komersial Pantai Gading Abidjan melalui Togo pada Sabtu malam, menurut penyiar Pantai Gading, yang tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Mali sedang berjuang untuk mengendalikan pemberontakan Islam, yang berakar setelah pemberontakan dan kudeta pada tahun 2012 dan sejak itu menyebar ke negara-negara tetangga, menewaskan ribuan orang dan menggusur jutaan orang di seluruh wilayah Sahel Afrika Barat dan negara-negara pantai.
Junta militer yang memerintah Mali sejak Agustus 2020 telah berselisih dengan tetangga regional dan internasional karena gagal mengadakan pemilihan yang dijanjikan dan menunda kembalinya aturan konstitusional.
Lihat juga Video: ISIS Luncurkan Serangan Terbaru di Mali