Dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (3/9/2022), Patroli Pabean dan Perbatasan Amerika Serikat (CBP) mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada AFP bahwa insiden itu terjadi pada hari Kamis (1/9) waktu setempat, ketika sekelompok migran berusaha untuk menyeberangi Rio Grande dekat Eagle Pass, Texas.
CBP menyatakan sebanyak tiga puluh tujuh orang berhasil diselamatkan, tetapi "bagian dari misi penyelamatan juga menemukan delapan migran yang meninggal, dua ditemukan oleh pemerintah Meksiko dan enam oleh agen (AS)."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Parahnya Kerusakan Akibat Banjir di Pakistan: Mundur 50 Tahun!
Banjir dahsyat yang melanda Pakistan telah membuat sepertiga negara itu terendam air. Para petani Pakistan masih menghitung kerugian mereka, tetapi dampak jangka panjangnya sudah jelas.
"Kami telah mundur 50 tahun," kata Ashraf Ali Bhanbro, seorang petani di provinsi Sindh yang 2.500 hektar kapas dan tebu - di ambang panen - kini telah musnah akibat banjir.
Dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (3/9/2022), lebih dari 33 juta orang telah terkena dampak banjir yang disebabkan oleh rekor hujan lebat, dan salah satu daerah yang paling parah terkena dampak adalah Sindh di selatan Pakistan.
- AS Umumkan Paket Senjata Rp 16,3 T untuk Taiwan, China Marah!
Pemerintah Amerika Serikat pada hari Jumat (2/9) waktu setempat mengumumkan paket senjata senilai US$ 1,1 miliar (sekitar Rp 16,3 triliun) untuk Taiwan, dan bertekad akan terus meningkatkan pertahanan pulau itu di tengah meningkatnya ketegangan dengan China. Pengumuman ini menuai kemarahan pemerintah China yang mengancam Washington soal "tindakan balasan."
Paket penjualan senjata itu diumumkan sebulan setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi berkunjung ke Taiwan, yang memicu kemarahan China yang kemudian melakukan latihan militer besar-besaran sebagai unjuk kekuatan yang bisa menjadi uji coba untuk invasi di masa depan.
Dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (3/9//2022), paket ini adalah yang terbesar untuk Taiwan yang disetujui di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden. Ini termasuk US$ 665 juta untuk dukungan kontraktor guna memelihara dan meningkatkan sistem peringatan radar dini Raytheon yang beroperasi sejak 2013 yang akan memperingatkan Taiwan tentang serangan yang akan datang.
(ita/ita)