Pasukan keamanan Sudan membunuh seorang demonstran ketika ribuan orang berunjuk rasa di Khartoum, Sudan, untuk menentang kekuasaan militer. Demonstran tersebut tewas usai menderita luka berat di kepala.
"Demonstran tak dikenal itu tewas setelah menderita cedera kepala oleh tabung gas air mata dan kemudian dilindas oleh pasukan keamanan selama protes," kata Komite Pusat Dokter Sudan, seperti dilansir dari AFP, Rabu (1/9/2022).
Kematian terbaru itu menambah banyak korban dari tindakan keras terhadap demonstrasi anti-kudeta yang telah terjadi hampir setiap minggu sejak kudeta 25 Oktober yang dipimpin oleh panglima militer Abdel Fattah al-Burhan. Hingga kini total korban tewas itu berjumlah 117 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kudeta itu menjungkirbalikkan transisi ke pemerintahan sipil yang diluncurkan setelah penggulingan orang kuat tahun 2019 Omar al-Bashir, yang memerintah selama tiga dekade.
Pada bulan Juli, Burhan berjanji dalam pidato yang disiarkan televisi untuk menyingkir dan memberi jalan bagi faksi-faksi Sudan untuk menyetujui pemerintahan sipil.
Para pemimpin sipil menolak langkahnya sebagai tipu muslihat dan pengunjuk rasa pro-demokrasi berpegang teguh pada seruan mereka soal tidak ada negosiasi dan tidak ada kemitraan dengan militer.
Awal bulan ini, wakil Burhan dan komandan paramiliter Mohamed Hamdan Dagalo mengatakan bahwa kudeta Oktober lalu telah gagal membawa perubahan di Sudan.
Bulan lalu, pemimpin agama Sufi Al-Tayeb Al-Jed meluncurkan inisiatif yang bertujuan untuk mengakhiri krisis politik Sudan. Langkah itu disambut oleh Burhan, serta oleh kelompok-kelompok Islam yang merupakan bagian dari rezim Bashir.
Simak juga 'Ratusan Ribu Orang Mengungsi Akibat Dampak Banjir di Sudan':