Rusia dilaporkan menghadapi masalah teknis dengan drone-drone buatan Iran yang ingin digunakan dalam operasi militer di Ukraina. Masalah teknis tetap terjadi meskipun militer Rusia sebelumnya telah mendapatkan pelatihan di Iran untuk menggunakan drone-drone itu.
Seperti dilansir Reuters dan Associated Press, Selasa (30/8/2022), laporan soal masalah teknis yang dihadapi Rusia itu disampaikan oleh seorang pejabat senior pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, yang tidak bisa disebut namanya karena membahas topik intelijen AS.
Disebutkan pejabat senior AS itu bahwa Rusia menghadapi 'banyak kegagalan' dalam menggunakan drone buatan Iran, yang didapatkan dari Teheran bulan ini. Namun tidak dijelaskan lebih lanjut soal 'kegagalan' yang dimaksud.
Hanya disebutkan oleh pejabat senior AS itu bahwa otoritas AS memiliki informasi yang menyebut Rusia telah menerima pengiriman kendaraan udara tak berawak (UAV) atau drone jenis Mohajer-6 dan seri Shahed dalam beberapa hari pada bulan ini.
Menurut pejabat senior AS itu, drone-drone buatan Iran itu kemungkinan menjadi bagian dari rencana Rusia untuk mendapatkan ratusan kendaraan udara tak berawak semacam itu.
"Kami menilai bahwa Rusia bermaksud menggunakan UAV Iran ini, yang bisa melakukan serangan udara-ke-permukaan, terlibat perang elektronik, dan penargetan, di medan pertempuran di Ukraina," sebut pejabat senior AS itu.
Pekan lalu, Associated Press melaporkan bahwa Rusia beberapa waktu terakhir telah mendapatkan ratusan drone Iran yang bisa digunakan dalam perang melawan Ukraina, meskipun AS memperingatkan Teheran untuk tidak mengirimkannya.
Media terkemuka AS, The Washington Post, menjadi yang pertama melaporkan bahwa Rusia menghadapi masalah teknis dengan drone buatan iran.
(nvc/idh)