Para tentara asing dari beberapa negara telah tiba di wilayah Rusia untuk berpartisipasi dalam latihan militer gabungan. Militer China disebut juga akan ikut dalam latihan gabungan yang digelar di tengah ketegangan antara Moskow dan negara-negara Barat.
Seperti dilansir AFP, Senin (29/8/2022), selain China, latihan militer gabungan itu akan diikuti oleh negara-negara yang bersahabat dengan Rusia seperti Belarusia, India, Mongolia dan Suriah.
Latihan gabungan itu akan digelar mulai 1 September hingga 7 September mendatang, dan akan digelar tersebar di tujuh lokasi pelatihan militer di wilayah timur Rusia, juga di perairan Laut Okhotsk dan Laut Jepang. Latihan militer gabungan serupa terakhir kali digelar tahun 2018 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Pertahanan China mengonfirmasi pada awal bulan ini bahwa militer akan berpartisipasi dalam latihan gabungan di Rusia, namun tidak menyebut secara jelas jumlah tentara yang dikirimkan.
Otoritas Beijing bersikeras menyatakan partisipasinya dalam latihan gabungan itu 'tidak terkait dengan situasi internasional dan regional saat ini'.
Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya menyebut lebih dari 50.000 tentara dan 5.000 unit peralatan militer, termasuk 140 pesawat dan 60 kapal militer, akan dilibatkan dalam latihan militer yang bernama Vostok-2022 itu.
Para tentara berbagai negara yang akan berpartisipasi, sebut Kementerian Pertahanan Rusia, telah tiba di tempat pelatihan Sergeyevsky, untuk kemudian 'mulai bersiap dan menerima peralatan dan senjata mereka'. Tidak disebutkan apakah tentara-tentara China juga termasuk yang sudah tiba di Rusia.
Simak juga 'Ratusan Drone Iran Akan Dilibatkan Dalam Latihan Perang Skala Besar':
Moskow tidak menyebut berapa banyak tentara yang akan dikirimkan dari masing-masing negara yang berpartisipasi.
Sejak mengerahkan tentaranya ke Ukraina dalam 'operasi militer khusus' pada 24 Februari lalu, Rusia berupaya menjalin hubungan yang lebih dekat dengan negara-negara di Afrika, Amerika Selatan dan Asia, khususnya China.
Moskow menyatakan solidaritas penuh untuk Beijing ketika Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi melakukan kunjungan kontroversial ke Taiwan pada awal Agustus lalu. Kunjungan Pelosi itu memicu kemarahan China.
Departemen Luar Negeri AS, bagaimanapun, menyebut menghangatnya hubungan China dan Rusia merusak keamanan global. Namun AS juga menyatakan pihaknya 'tidak membaca apapun' dalam latihan militer gabungan di Rusia itu.