Dinas keamanan Rusia, FSB mengidentifikasi satu lagi warga Ukraina yang disebutnya sebagai bagian dari tim yang membunuh Darya Dugina, putri seorang ultra-nasionalis Rusia yang merupakan sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dugina, yang seperti ayahnya, Alexander Dugin adalah pendukung vokal dari apa yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina, tewas dalam pemboman mobil di luar Moskow, Rusia pada 20 Agustus lalu. Putin menyebut ledakan bom itu sebagai "kejahatan keji dan kejam."
Dilansir dari kantor berita Reuters, Senin (29/8/2022), dua hari setelah pembunuhan perempuan berusia 29 tahun itu, FSB, badan intelijen domestik utama Rusia, mengatakan telah memecahkan kasus tersebut. FSB menyebutkan nama seorang wanita Ukraina yang dikatakan telah membuntuti Dugina selama berminggu-minggu, menyewa sebuah apartemen di kompleks perumahannya dan menaruh bom di mobilnya sebelum melarikan diri dari Rusia ke Estonia -- semua dengan dukungan otoritas Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas Ukraina membantah terlibat dalam pembunuhan Dugina.
Pada hari Senin (29/8), FSB mengatakan telah mengidentifikasi apa yang disebutnya anggota lain dari "kelompok sabotase dan teroris" Ukraina yang dikatakan telah merencanakan dan melakukan pembunuhan itu.
FSB menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tersangka baru itu, seorang pria yang lahir pada tahun 1978, telah membantu merakit bom mobil di garasi sewaan di Moskow dan telah mengamankan dokumen palsu dan plat nomor untuk wanita yang telah meletakkan bom di mobil Dugina.
Pria itu telah keluar dari Rusia melalui Estonia sehari sebelum serangan bom itu.
Simak Video 'Putri dari Orang Dekat Putin Tewas Akibat Serangan Bom':
Dalam video berdurasi 11 menit yang dirilis oleh FSB, rekaman CCTV menunjukkan pria itu memasuki Rusia pada 30 Juli, masuk dan keluar dari sebuah kompleks garasi di Moskow, mengumpulkan apa yang dikatakan FSB sebagai plat nomor palsu, dan keluar dari Rusia pada dini hari 19 Agustus, sehari sebelum Dugina terbunuh.
Rekaman CCTV itu juga menunjukkan wanita Ukraina yang dituduh oleh FSB meletakkan bom mobil, berjalan di area di mana mobil diparkir di sebuah festival yang dihadiri Dugina sesaat sebelum dia terbunuh.
FSB mengatakan wanita Ukraina itu telah mengawasi Dugina, memastikan dia telah meninggalkan festival, dan kemudian mengikutinya dengan mobil dan meledakkan bom mobil yang menewaskannya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov telah berjanji "tidak ada belas kasihan" bagi mereka yang bertanggung jawab atas kematian Dugina.