Serangan udara menghantam sebuah Taman Kanak-kanak (TK) di ibu kota wilayah Tigray bagian utara, Ethiopia. Sebanyak 7 orang tewas dalam serangan ini.
Dikutip dari Reuters, Minggu (28/8/2022), para pejabat mengatakan tiga anak termasuk di antara yang tewas. Akan tetapi seorang juru bicara pemerintah federal membantah ada korban sipil dalam serangan ini.
Serangan udara di Mekelle ini terjadi dua hari setelah pertempuran pecah lagi antara pemerintah nasional dan pasukan Tigrayan di perbatasan wilayah Tigray dan Amhara. Serangan ini mengakhiri gencatan senjata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tigrai Television, yang dikendalikan oleh otoritas regional, menyalahkan pemerintah federal atas serangan tersebut. Sebab, tidak ada pesawat militer lain yang beroperasi di wilayah udara Ethiopia.
Pemerintah Ethiopia kemudian mendesak penduduk Tigray untuk menjauh dari fasilitas militer, dengan mengatakan pihaknya bermaksud "mengambil tindakan untuk menargetkan pasukan militer."
Kepala eksekutif Rumah Sakit Ayder Kibrom Gebreselassie mengatakan di Twitter bahwa rumah sakit tersebut telah menerima empat orang tewas, termasuk dua anak-anak, dan sembilan lainnya luka-luka.
Baca juga: 5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini |
Dia mengatakan serangan telah menghantam Taman Kanak-kanak. Reuters tidak dapat memverifikasi akunnya secara independen. Tidak jelas apakah ada fasilitas militer di dekatnya.
Juru bicara pemerintah federal Legesse Tulu mengatakan berita tentang korban sipil adalah kebohongan dan drama. Dia juga menuduh bahwa pihak berwenang Tigrayan membuang kantong mayat di lokasi.
"Kebohongan dan drama yang dibuat-buat, (mereka) membuang kantong mayat," katanya.
Dia membantah serangan pemerintah menghantam fasilitas sipil dan mengatakan mereka hanya menargetkan situs militer.
Cuplikan yang diterbitkan oleh Tigrai TV menunjukkan sebuah bangunan dengan atap yang hancur, memperlihatkan tumpukan seluncuran dan pekerja darurat membawa tandu dari balik dinding merah muda yang rusak yang dicat dengan kupu-kupu raksasa.
Simak juga 'Bos WHO: Krisis di Tigray Lebih Buruk dari Ukraina':