Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut situasi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia masih 'sangat berisiko' setelah dua dari enam reaktor terhubung kembali dengan jaringan listrik. Pasokan listrik pada PLTN itu sempat terputus usai gempuran melanda kompleks PLTN terbesar di Eropa itu.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (27/8/2022), gubernur setempat melaporkan bahwa gempuran Rusia terus memaksa warga sipil untuk mengungsi dari wilayah timur Ukraina, di mana tiga perempat penduduknya telah meninggalkan area garis depan pertempuran di Donetsk.
Ukraina disebut terus menyerang rute pasokan Rusia ke wilayah Kherson.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan nuklir negara Ukraina, Energoatom, menyatakan pada Jumat (26/8) malam bahwa dua dari enam reaktor yang ada di PLTN Zaporizhzhia telah terhubung kembali dengan jaringan listrik dan bisa kembali mengalirkan pasokan listrik setelah sempat terputus sepenuhnya pada Kamis (25/8) waktu setempat.
"Izinkan saya menekankan bahwa situasinya masih tetap sangat berisiko dan berbahaya," ucap Zelensky dalam pernyataan pada Jumat (26/8) malam, sembari memuji para pakar Ukraina yang berupaya 'mencegah skenario terburuk'.
"Setiap pengulangan peristiwa kemarin, yang berarti pemutusan pembangkit dari jaringan listrik, tindakan apapun oleh Rusia yang bisa memprovokasi pemutusan reaktor, sekali lagi akan menempatkan pembangkit listrik itu satu langkah saja dari bencana," tegasnya.
Rusia yang menginvasi Ukraina sejak Februari lalu, berhasil merebut kendali atas PLTN Zaporizhzhia pada Maret. Namun PLTN itu masih dioperasikan oleh para teknisi Ukraina yang bekerja untuk Energoatom.
Citra satelit terbaru menunjukkan adanya kebakaran di dekat pembangkit listrik itu, namun Reuters tidak bisa memverifikasi penyebabnya.
Zelensky sebelumnya menyatakan bencana radiasi nuklir nyaris terjadi saat aliran listrik ke PLTN Zaporizhzhia terputus selama berjam-jam akibat gempuran Rusia di area tersebut. Moskow telah membantah keras tuduhan itu.
Generator diesel cadangan berhasil memastikan pasokan listrik berkelanjutan yang vital untuk sistem pendinginan dan keamanan PLTN Zaporizhzhia. Zelensky memuji para teknisi Ukraina yang mengoperasikan PLTN itu di bawah pendudukan militer Rusia.
Rusia yang mengerahkan pasukan di kompleks PLTN itu, menyatakan pihaknya telah melakukan segalanya untuk memastikan kunjungan pemeriksa dari pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), berlangsung aman, yang diperkirakan akan dilakukan beberapa hari ke depan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Maria Zakharova, menuduh Ukraina berusaha mengganggu kunjungan semacam itu dengan menyerang kompleks PLTN itu.
Zelensky dalam pernyataannya juga menekankan kembali tuntutan Ukraina agar IAEA segera diizinkan mengunjungi PLTN Zaporizhzhia.