"Diputuskan untuk kembali meningkatkan hubungan kedua negara menjadi hubungan diplomatik penuh dan mengembalikan duta besar dan konsul jenderal dari kedua negara," demikian pernyataan dari kantor PM Lapid seperti dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (17/8/2022).
Pemimpin negara Yahudi itu memuji terobosan diplomatik tersebut sebagai "aset penting bagi stabilitas regional dan berita ekonomi yang sangat penting bagi warga Israel".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengumuman tersebut menyusul upaya bilateral selama berbulan-bulan untuk memperbaiki hubungan yang mulai retak pada 2008, menyusul operasi militer Israel di Gaza.
Hubungan kedua negara kemudian membeku setelah kematian 10 warga sipil menyusul serangan Israel di kapal Turki, Mavi Marmara, bagian dari armada yang mencoba menembus blokade dengan membawa bantuan ke Gaza pada 2010.
(ita/ita)