Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melontarkan kritikan kepada negara-negara Barat yang disebutnya keliru dalam memperlakukan Presiden Rusia Vladimir Putin. Erdogan menyebut perilaku Barat terhadap Putin itu 'tidak pantas'.
Seperti dilansir media Rusia, RT, Rabu (27/7/2022), Erdogan membandingkan perilaku Barat itu dengan kemampuannya untuk bekerja dengan Rusia dalam berbagai isu, mulai dari proses perdamaian Suriah hingga kesepakatan ekspor biji gandum Ukraina via pelabuhan Laut Hitam yang tercapai pekan lalu.
"Anda tahu perilaku para politikus Barat terhadap Putin," ucap Erdogan kepada televisi Rusia, TRT, dalam wawancara panjang pada Senin (25/7) malam waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erdogan menyebut perilaku Barat terhadap Putin itu 'tidak pantas dalam politik'.
Dia kemudian membanggakan kemampuan Ankara yang berhasil merundingkan kesepakatan ekspor biji gandum dengan Moskow dan Kiev pada Jumat (22/7) pekan lalu. Turki juga diketahui menjadi tuan rumah perundingan awal antara Rusia dan Ukraina pada masa-masa awal invasi, sebelum pembicaraan terhenti hingga kini.
"Kami bertekad untuk menerapkan perjanjian ini," tegas Erdogan merujuk pada kesepakatan ekspor biji gandum, yang disebutnya akan sangat membantu mengurangi ancaman krisis pangan global.
Lebih lanjut, Erdogan mendorong Rusia dan Ukraina untuk mematuhi kesepakatan yang mereka tandatangani di Istanbul.
Simak juga 'Bertemu Putin-Raisi, Erdogan Minta Bantuan Lawan Teroris di Suriah':
Dalam konflik Rusia dan Ukraina, sebut Erdogan, Turki tidak menganggap kedua negara sebagai musuh. Turki belum menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, namun telah berbicara menentang invasi Moskow ke Ukraina dan menjual drone tempur buatannya, seperti Bayraktar TB-2, kepada Kiev.
Soal hubungan dengan Rusia, Erdogan menyebut Turki fokus pada isu-isu yang 'saling menguntungkan', seperti proses perdamaian Suriah. Awal bulan ini, Erdogan telah bertemu Putin dan Presiden Iran Ebrahim Raisi di Teheran sebagai bagian dari inisiatif 'Astana Three'.