Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau Pentagon menegaskan bahwa persenjataan yang dipasok AS untuk Ukraina tidak digunakan untuk menyerang pangkalan udara Rusia di Crimea. Pentagon mengaku tidak tahu penyebab ledakan yang mengguncang pangkalan udara Rusia beberapa hari lalu.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (13/8/2022), pasukan Ukraina diyakini ada di balik rentetan ledakan yang mengguncang Pangkalan Udara Saki di Crimea yang dicaplok Rusia dari Ukraina tahun 2014. Ledakan pada Selasa (9/8) itu dilaporkan memicu kerusakan dan menghancurkan 8-9 jet tempur, juga pasokan amunisi.
Tidak ada yang secara resmi mengklaim bertanggung jawab atas ledakan itu dan penyebab pastinya masih belum jelas hingga Jumat (12/8) waktu setempat. Rusia menyebut ledakan itu merupakan kecelakaan, namun para analis menyatakan citra satelit dan video di lapangan menunjukkan ledakan itu sebagai serangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AS diketahui telah memasok sejumlah besar persenjataan dan amunisi kepada militer Ukraina. Namun ditegaskan oleh AS bahwa tidak ada hal yang memungkinkan Ukraina untuk menyerang dari wilayah yang dikuasai Kiev ke area-area yang diduduki Rusia.
"Kami belum memberikan apapun yang memungkinkan atau akan memampukan mereka untuk menyerang Crimea," tegas seorang pejabat senior pertahanan AS, yang enggan disebut namanya, kepada wartawan.
Pejabat senior AS itu secara khusus mengatakan bahwa serangan itu tidak mungkin dilancarkan dengan rudal taktis jarak menengah jenis precision-guided buatan AS, atau yang disebut ATACMS. Kiev diketahui meminta AS memasok ATACMS yang bisa diluncurkan dengan sistem rudal canggih HIMARS yang dipasok AS dan sudah ada di wilayah Ukraina.
"Itu bukan ATACMS, karena kami tidak memberikan mereka ATACMS," tegas pejabat senior pertahanan AS itu.
Lihat juga Video: Negara Barat Kembali Menjanjikan Rp 22,7 T Peralatan Perang untuk Ukraina
Ditambahkan oleh pejabat senior AS itu bahwa Pentagon tidak memiliki informasi untuk mengindikasikan apakah memang terjadi serangan rudal di pangkalan Rusia atau tidak, juga apakah ledakan itu merupakan aksi sabotase.
Namun demikian, menurut pejabat senior AS ini, ledakan itu memberikan 'dampak cukup signifikan bagi (operasi) udara dan personel udara Rusia'.
Dalam pernyataan terpisah pada Jumat (12/8) waktu setempat, Intelijen Pertahanan Inggris menyatakan bahwa sejumlah ledakan besar yang terekam video itu 'hampir pasti berasal dari ledakan hingga empat area penyimpanan amunisi yang terselubung'.
Disebutkan juga oleh Intelijen Pertahanan Inggris bahwa sedikitnya lima pesawat pengebom Su-24 dan tiga jet tempur multi-peran Su-30 hancur atau mengalami kerusakan parah akibat ledakan itu, namun lapangan udara di pangkalan Rusia itu masih bisa digunakan.
"Saki utamanya digunakan sebagai pangkalan untuk pesawat Armada Laut Hitam Angkatan Laut Rusia. Kemampuan penerbangan Angkatan Laut armada itu sekarang mengalami penurunan secara signifikan," sebut Intelijen Pertahanan Inggris dalam pernyataannya.