Media pemerintah Suriah yang mengutip sumber keamanan melaporkan seorang pemimpin Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) meledakkan diri di selatan Suriah. Bunuh diri itu dilakukan setelah dia dikepung oleh pasukan pemerintah.
Dilansir AFP, Kamis (11/8/2022), Kantor berita resmi SANA mengatakan pasukan keamanan melakukan 'operasi khusus' di daerah Daraa yang menyebabkan kematian 'teroris Abu Salem al-Iraqi'.
"(al-Iraqi) menarik sabuk peledaknya setelah dikepung dan terluka", kata badan tersebut.
Sumber keamanan mengatakan al-Iraqi pernah menjadi panglima militer kelompok ekstremis di selatan negara itu.
Pemantau perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, yang memiliki jaringan sumber yang luas di lapangan, mengatakan al-Iraqi tewas pada hari Selasa (9/8) waktu setempat.
al-Iraqi disebut telah bersembunyi di daerah itu sejak 2018, dan telah mengambil bagian dalam pembunuhan dan serangan di sana.
Provinsi Daraa sebagian besar berada di bawah kendali rezim sejak 2018, tetapi kelompok pemberontak masih mengendalikan beberapa daerah di bawah kesepakatan gencatan senjata yang disepakati dengan Rusia, sekutu Damaskus.
Setelah kebangkitan meroket pada tahun 2014 di Irak dan Suriah dan menaklukkan sebagian besar wilayah, ISIS melihat 'kekhalifahan' yang diproklamirkan sendiri runtuh di bawah gelombang serangan.
Mereka dikalahkan di Irak pada 2017 dan di Suriah dua tahun kemudian. Akan tetapi sel-sel tidur dari kelompok Muslim Sunni ekstremis masih melakukan serangan di kedua negara.
Perang Suriah dimulai pada 2011 dan telah menewaskan hampir setengah juta orang dan memaksa sekitar setengah dari populasi pra-perang negara itu meninggalkan rumah mereka.
Lihat juga video 'Bertemu Putin-Raisi, Erdogan Minta Bantuan Lawan Teroris di Suriah':
(lir/lir)