Pemerintah Iran meminta Arab Saudi untuk membebaskan salah satu warga negaranya yang ditangkap saat ibadah haji. Hal itu disampaikan seiring kedua saingan regional itu terlibat dalam pembicaraan untuk memperbaiki hubungan.
Dilansir dari kantor berita AFP, Jumat (5/8/2022), Teheran mengungkapkan penangkapan itu dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri tentang panggilan telepon antara Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Hossein Amir-Abdollahian dan Menlu Irak Fuad Hussein.
Irak telah menjadi penengah pembicaraan antara dua tetangganya itu sejak April tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam panggilan ini, menteri luar negeri Iran menindaklanjuti nasib seorang warga negara Iran yang ditangkap di Arab Saudi selama ibadah haji dan meminta (pada menlu Irak) untuk menyampaikan pesan untuk pembebasan mereka," demikian bunyi pernyataan itu.
Pernyataan tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang identitas warga ataupun alasan penahanan saat musim haji bulan lalu.
Pejabat-pejabat Saudi mengatakan, hampir 780.000 jemaah dari luar negeri menunaikan ibadah haji tahun ini.
Saingan regional Teheran dan Riyadh tidak memiliki hubungan sejak 2016 ketika para pengunjuk rasa Iran menyerang misi diplomatik Arab Saudi di Iran setelah kerajaan itu mengeksekusi ulama Syiah Nimr al-Nimr.
Lihat juga video 'Iran Sebut AS Pembuat Provokasi dan Ketegangan di Timur Tengah':
Irak telah menjadi tuan rumah lima putaran pembicaraan antara Arab Saudi dan Iran, yang mendukung pihak-pihak yang berseberangan dalam berbagai konflik di sekitar wilayah tersebut.
Menlu Iran Amir-Abdollahian mengatakan bulan lalu bahwa negaranya dan Arab Saudi siap untuk memindahkan pembicaraan ke tingkat yang lebih tinggi, di bidang politik dan publik, setelah putaran pembicaraan sebelumnya terutama di tingkat pejabat keamanan.
Menteri luar negeri Irak mengatakan pada 23 Juli lalu bahwa negaranya sedang bersiap untuk menjadi tuan rumah pertemuan "publik" rekan-rekannya dari Saudi dan Iran.