China Unjuk Gigi Usai Taiwan Disambangi Pelosi

China Unjuk Gigi Usai Taiwan Disambangi Pelosi

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 04 Agu 2022 22:35 WIB
Jakarta -

China unjuk gigi usai Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan. Unjuk gigi itu dilakukan China dengan menggelar latihan militer besar-besaran hingga menembakkan rudal balistik di sekeliling Taiwan.

Dilansir AFP, Kamis (4/8/2022), Pelosi meninggalkan Taiwan pada Rabu (3/8) malam setelah 19 jam berada di Taipei dalam kunjungan bersejarah sekaligus kontroversial di tengah amarah China. Kunjungan itu menjadikan Pelosi sebagai pejabat AS dengan posisi tertinggi yang datang ke Taiwan dalam 25 tahun terakhir.

Saat bertemu Presiden Tsai Ing-wen, Pelosi menegaskan bahwa kunjungannya 'sangat memperjelas' bahwa AS 'tidak akan meninggalkan' Taiwan yang merupakan sekutu demokratiknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

China Bereaksi

China pun bereaksi atas kunjungan Pelosi itu. China menunjukkan amarah dan berjanji akan memberikan 'hukuman' kepada pihak-pihak yang menyinggungnya. Beijing juga mengumumkan digelarnya latihan militer di perairan yang mengelilingi Taiwan, yang dianggap sebagai bagian wilayahnya.

China dijadwalkan menggelar latihan militer besar-besaran China di jalur perairan tersibuk di dunia mulai Kamis (4/8) siang, sekitar pukul 12.00 waktu setempat. Menurut pengumuman media pemerintah China, latihan militer ini akan melibatkan 'aktivitas latihan mencakup latihan tembak langsung'.

ADVERTISEMENT

Juga disebutkan bahwa latihan militer ini akan digelar di beberapa zona yang mengelilingi Taiwan -- di beberapa titik bahkan hanya berjarak 20 kilometer dari tepi pantai Taiwan -- dan akan berakhir pada Minggu (7/8) siang mendatang.

Sementara itu, media nasional pemerintah China, Global Times, dengan mengutip sejumlah analis militer melaporkan bahwa latihan militer besar-besaran semacam itu 'belum pernah terjadi sebelumnya. Disebutkan juga bahwa rudal-rudal akan mengudara di atas wilayah Taiwan untuk pertama kalinya.

"Ini adalah pertama kalinya PLA (Angkatan Bersenjata China) akan meluncurkan artileri jarak jauh secara langsung melintasi Selat Taiwan," sebut Global Times dalam laporannya.

Simak reaksi Taiwan pada halaman selanjutnya.

Taiwan Mengecam

Merespons hal ini, Taiwan pun melontarkan kecaman. Diperingatkan oleh Taiwan bahwa latihan militer semacam itu akan mengancam keamanan kawasan Asia Timur.

"Beberapa area latihan militer China melanggar wilayah perairan (Taiwan)," sebut juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan Su Li-fang. "Ini merupakan langkah tidak rasional untuk menantang tatanan internasional," imbuhnya.

Akan tetapi, China membela rencana latihan militernya dengan menyebutnya 'diperlukan dan adil'. Beijing kemudian menyalahkan AS dan sekutunya atas eskalasi ini.

"Dalam pergulatan saat ini seputar kunjungan Pelosi ke Taiwan, Amerika Serikat adalah provokatornya, China adalah korbannya. Provokasi bersama oleh AS dan Taiwan terjadi terlebih dulu, pertahanan China yang adil terjadi setelahnya," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying.

Seorang sumber militer China secara terpisah menuturkan kepada AFP bahwa latihan militer itu digelar sebagai 'persiapan untuk pertempuran sebenarnya'.

"Jika pasukan Taiwan melakukan kontak dengan PLA secara sengaja dan tidak sengaja menembakkan senjata, PLA akan mengambil tindakan tegas, dan semua konsekuensinya akan ditanggung oleh pihak Taiwan," sebut sumber itu.

China Tembakkan Proyektil

China pun memulai latihan pada 12.00 waktu setempat di enam zona perairan yang mengelilingi Taiwan. Sejumlah proyektil kecil terpantau ditembakkan dari wilayah China daratan ke perairan Selat Taiwan pada Kamis (4/8) waktu setempat.

"Enam area utama di sekitar pulau itu telah dipilih untuk latihan tempur yang sebenarnya ini dan selama periode ini, kapal dan pesawat terkait tidak seharusnya memasuki perairan dan wilayah udara yang relevan," demikian laporan televisi pemerintah China, CCTV.

Sejumlah jurnalis AFP yang ada di pulau perbatasan Pingtan menyaksikan langsung sejumlah proyektil mengudara di angkasa diikuti oleh kepulan asap putih dan suara ledakan keras sekitar pukul 13.13 waktu setempat.

AFP tidak dalam posisi untuk mengidentifikasi proyektil itu, yang menurut para jurnalis AFP, ditembakkan dari sekitar instalasi militer terdekat. Tidak diketahui juga sasaran tepat dari proyektil itu.

Militer China dalam pernyataannya menyebut pihaknya telah melancarkan serangan presisi secara terarah, yang melibatkan 'tembakan amunisi tajam jarak jauh', ke bagian timur Selat Taiwan sebagai bagian dari latihan yang direncanakan.

"Serangan presisi dilancarkan di area-area spesifik di bagian timur Selat Taiwan dan hasil yang diharapkan tercapai," demikian pernyataan Komando Zona Timur pada militer China.

Disebutkan juga oleh militer China bahwa latihan itu melibatkan Angkatan Laut, Angkatan Udara dan departemen-departemen lainnya. Latihan militer besar-besaran China ini rencananya akan digelar hingga Minggu (7/8) mendatang.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Taiwan menuduh pasukan militer China menembakkan 'beberapa' rudal balistik ke perairan di sekitar wilayahnya dalam latihan besar-besaran.

"Kementerian Pertahanan Nasional menyatakan bahwa Partai Komunis China menembakkan beberapa rudal balistik jenis Dongfeng ke perairan di sebelah timur laut dan barat daya Taiwan pukul 13.56 sore waktu setempat," sebut Kementerian Pertahanan Taiwan dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Kamis (4/8).

Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Taiwan mengecam aksi militer China itu sebagai 'tindakan tidak rasional yang merusak perdamaian regional'.

Respons AS pada halaman berikut.


Respons Amerika Serikat

Amerika Serikat (AS) pun merespons perihal latihan besar-besaran China itu. Ditegaskan AS bahwa latihan militer semacam itu tidak bertanggung jawab.

"Kami meyakini bahwa apa yang China lakukan di sini adalah tidak bertanggung jawab," sebut Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, dalam wawancara dengan Radio Publik Nasional seperti dilansir AFP, Kamis (4/8).

"Setiap kali militer terlibat dalam serangkaian aktivitas yang mencakup kemungkinan uji coba rudal, latihan tembak langsung, jet tempur berdengung di langit dan kapal-kapal berlayar di lautan, kemungkinan untuk terjadinya insiden itu nyata," ucap Sullivan.

Lebih lanjut, Sullivan mendorong Beijing untuk meredakan ketegangan di Selat Taiwan.

"Apa yang kami harapkan adalah agar RRC bertindak secara bertanggung jawab dan menghindari eskalasi yang bisa memicu kesalahan atau salah perhitungan di udara atau di lautan," ujarnya merujuk pada nama resmi China, Republik Rakyat China.

Halaman 2 dari 3
(lir/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads