Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr menegaskan negaranya tidak ada rencana untuk bergabung kembali dengan Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Filipina keluar dari ICC setelah mahkamah itu menyelidiki mantan Presiden Rodrigo Duterte atas perang narkoba mematikan yang dilakukan pada era pemerintahannya.
Seperti dilansir AFP, Senin (1/8/2022), penegasan soal Filipina tidak akan kembali bergabung ICC itu disampaikan Marcos Jr saat jaksa-jaksa ICC berupaya melanjutkan penyelidikan terhadap Duterte, yang telah mengakhiri jabatannya sejak 30 Juni lalu.
Duterte diketahui menarik Filipina keluar dari ICC tahun 2019 lalu, setelah dimulainya penyelidikan awal terhadap operasi pemberantasan narkoba yang menewaskan ribuan orang di bawah pemerintahannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hakim-hakim ICC mengizinkan penyelidikan penuh terhadap operasi antinarkoba sejak September tahun lalu, dengan menyebutnya menyerupai serangan sistematik dan melanggar hukum terhadap warga sipil.
Penyelidikan ICC ditangguhkan dua bulan kemudian, setelah Filipina mengatakan akan melakukan penyelidikan sendiri. Namun jaksa ICC Karim Khan menyatakan pada Juni lalu bahwa permintaan Manila untuk menangguhkan penyelidikan tidak dibenarkan dan penyelidikan harus dimulai kembali 'secepat mungkin'.
Marcos Jr yang mendukung perang narkoba pada era Duterte, sebelumnya telah mengindikasikan tidak akan bekerja sama dengan ICC. Dalam pernyataan terbaru pada Senin (1/8) waktu setempat, Marcos Jr memberikan penegasan lebih lanjut.
"Filipina tidak berniat untuk bergabung kembali dengan ICC," tegas Marcos Jr saat berbicara kepada wartawan setempat.
Simak Video: Pidato Perdana Presiden Filipina Marcos Jr, Janji Tak Lockdown Lagi