Ukraina 'Kompori' Eropa demi Balas 'Perang Gas' Rusia

Ukraina 'Kompori' Eropa demi Balas 'Perang Gas' Rusia

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 27 Jul 2022 07:08 WIB
Ukraines President Volodymyr Zelenskiy visits positions of Ukrainian service members, as Russias attack on Ukraine continues, in Dnipropetrovsk region, Ukraine July 8, 2022. Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS
Foto: Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS
Jakarta -

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky 'mengompori' Eropa untuk membalas 'perang gas' Rusia. Zelensky meminta sanksi-sanksi terhadap Moskow ditingkatkan.

"Hari ini kita mendengar ancaman gas baru ke Eropa ... Ini adalah perang gas terbuka yang dilancarkan Rusia melawan Eropa yang bersatu," kata Zelensky, menanggapi pengumuman Gazprom tentang pemangkasan pengiriman gas ke Eropa.

Seperti dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (26/7/2022), Gazprom, raksasa energi milik negara Rusia tersebut mengatakan akan mengurangi pengiriman gas harian ke Eropa melalui pipa Nord Stream menjadi 33 juta meter kubik per hari. Pengurangan itu diperkirakan mencapai 20 persen dari kapasitas pipa yang dimulai Rabu (27/7) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikatakan menghentikan pengoperasian salah satu dari dua turbin yang beroperasi terakhir tersebut karena 'kondisi teknis mesin'. Pemerintah Jerman mengatakan tidak ada pembenaran teknis untuk pengumuman Gazprom tersebut.

Barat menuduh Moskow menggunakan energi sebagai senjata untuk pembalasan atas sanksi-sanksi yang diterapkan setelah Rusia menginvasi Ukraina. Terlebih, Eropa sangat bergantung pada sumber daya energi Rusia.

ADVERTISEMENT

"Mereka tidak peduli apa yang akan terjadi pada rakyat, bagaimana mereka akan menderita -- kelaparan karena pelabuhan yang diblokir, akibat musim dingin dan kemiskinan... atau pendudukan. Ini hanya bentuk teror yang berbeda," kata Zelensky.

"Karena itulah kita harus membalas. Jangan pikirkan bagaimana mengembalikan turbin, tapi perkuat sanksinya," sambung pemimpin Ukraina itu.

Simak Video 'Zelenskiy: Rusia Berencana Hentikan Pasokan Gas untuk Teror Eropa':

[Gambas:Video 20detik]



Pengumuman Gazprom disampaikan setelah Rusia pekan lalu memulihkan pasokan gas penting ke Eropa melalui Jerman lewat Nord Stream setelah 10 hari pemeliharaan, tetapi hanya pada 40 persen dari kapasitas pipa.

Rusia disebut akan kembali memutus pasokan gasnya ke Eropa, khususnya ke negara-negara yang mendukung Ukraina. Padahal, ada harapan bahwa krisis global dapat mereda setelah ekspor biji-bijian kembali dibuka di Laut Hitam.

Kapal dari Ukraina kembali berlayar di Laut Hitam. Hal ini dilakukan setelah Rusia dan Ukraina menyepakati pembukaan blokade di Laut Hitam, yang dimediasi Turki dan PBB.

Konflik Rusia-Ukraina telah menimbulkan dampak luas bagi perekonomian dunia. Memasuki bulan ke enam, dunia menghadapi lonjakan harga energi serta ancaman krisis pangan.

Politisi Eropa berulang kali memperingatkan jika Rusia dapat memotong aliran gas musim dingin ini, langkah yang bisa mendorong Jerman ke jurang resesi. Sementara itu, Moskow mengatakan tidak tertarik dengan rencana penghentian total pasokan gas ke Eropa.

Sebelumnya, jaringan pipa gas dari Rusia ke Jerman, Nord Stream 1, akan ditutup untuk pekerjaan rutin pemeliharaan jaringan mulai hari Senin (11/7) yang akan berlangsung selama 14 hari. Pemerintah Jerman saat itu bersiap menghadapi situasi terburuk.

Undang-undang darurat energi sudah disahkan untuk mengatur penjatahan gas bagi industri. Selain itu, Undang-undang Keamanan Energi juga menetapkan perpanjangan operasi pembangkit listrik tenaga batu bara yang sebenarnya sudah diutuskan untuk berhenti beroperasi.

Hal ini untuk menggantikan kapasitas pembangkit listrik berbahan bakar gas, sehingga gas yang ada dapat dialihkan untuk kebutuhan pemanasan gedung dan perumahan.

Di samping itu, pemerintahan koalisi di Berlin juga akan menyelamatkan perusahaan pemasok gas yang saat ini terancam bangkrut karena kenaikan harga gas. Salah satunya adalah perusahaan gas terbesar Jerman, Uniper.

Sejak pertengahan Juni, Uniper hanya menerima 40% gas dari perusahaan Rusia Gazprom dengan harga rendah sesuai kontrak. Kekurangan pasokan harus dibeli Uniper di pasaran internasional dengan harga jauh lebih tinggi. Namun perusahaan itu tidak bisa menaikkan harga gas kepada pelanggan karena terikat kontrak jangka panjang.

Halaman 3 dari 3
(idn/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads