Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta Eropa untuk membalas "perang gas" Rusia dengan meningkatkan sanksi-sanksinya terhadap Moskow.
"Hari ini kita mendengar ancaman gas baru ke Eropa ... Ini adalah perang gas terbuka yang dilancarkan Rusia melawan Eropa yang bersatu," kata Zelensky, menanggapi pengumuman Gazprom tentang pemangkasan pengiriman gas ke Eropa.
Dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (26/7/2022), Gazprom, raksasa energi milik negara Rusia tersebut mengatakan akan mengurangi pengiriman gas harian ke Eropa melalui pipa Nord Stream menjadi 33 juta meter kubik per hari -- sekitar 20 persen dari kapasitas pipa -- mulai Rabu (27/7) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan menghentikan pengoperasian salah satu dari dua turbin yang beroperasi terakhir tersebut karena "kondisi teknis mesin".
Pemerintah Jerman mengatakan tidak ada pembenaran teknis untuk pengumuman Gazprom tersebut.
Eropa sangat bergantung pada sumber daya energi Rusia, dan Barat menuduh Moskow menggunakan energi sebagai senjata untuk pembalasan atas sanksi-sanksi yang diterapkan setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Dalam pesan video hariannya, Zelensky berkata: "Mereka tidak peduli apa yang akan terjadi pada rakyat, bagaimana mereka akan menderita -- kelaparan karena pelabuhan yang diblokir, akibat musim dingin dan kemiskinan... atau pendudukan. Ini hanya bentuk teror yang berbeda".
"Karena itulah kita harus membalas. Jangan pikirkan bagaimana mengembalikan turbin, tapi perkuat sanksinya," cetus pemimpin Ukraina itu.
Pengumuman Gazprom tersebut disampaikan setelah Rusia pekan lalu memulihkan pasokan gas penting ke Eropa melalui Jerman lewat Nord Stream setelah 10 hari pemeliharaan, tetapi hanya pada 40 persen dari kapasitas pipa.