Bentrokan antara AA dan militer Myanmar tahun 2019 lalu telah membuat lebih dari 200.000 orang di Rakhine terpaksa mengungsi. Usai kudeta, junta militer Myanmar mengakhiri penutupan akses internet selama 19 bulan di negara bagian yang ditinggali sekitar 1 juta orang itu.
Negara bagian Rakhine, yang merupakan rumah bagi etnis minoritas Muslim Rohingya dan etnis mayoritas Buddha Rakhine, dilanda konflik selama bertahun-tahun. Militer Myanmar mengusir lebih dari 740.000 warga Rohingya dari Rakhine dalam operasi tahun 2017, yang disebut sebagai genosida oleh para penyidik Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) menuduh militer Myanmar melakukan kejahatan perang, termasuk pembunuhan di luar proses hukum, dalam operasi terbaru mereka terhadap AA.
(nvc/ita)