Pemberontak Myanmar Bunuh-Tangkap Belasan Tentara Junta Militer

Pemberontak Myanmar Bunuh-Tangkap Belasan Tentara Junta Militer

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 19 Jul 2022 15:12 WIB
Sabtu (27/3) lalu, merupakan Hari Angkatan Bersenjata Myanmar. Parade besar-besaran digelar. Namun, dibalik itu semua 114 nyawa melayang di hari yang sama.
Ilustrasi -- Personel militer Myanmar (dok. AP Photo/Associated Press)
Naypyitaw -

Kelompok pemberontak etnis Myanmar menyatakan telah menangkap 14 tentara junta militer dan menewaskan beberapa tentara junta lainnya, yang jumlahnya tidak disebutkan. Penangkapan terjadi di wilayah Maungdaw, Myanmar bagian barat, yang tidak dilanda aksi kekerasan pasca kudeta militer tahun 2021 lalu.

Seperti dilansir AFP, Selasa (19/7/2022), beberapa hari usai kudeta dilancarkan pada Februari 2021, junta militer Myanmar menegaskan kembali gencatan senjata dengan Tentara Arakan (AA), yang selama bertahun-tahun bertempur demi otonomi bagi penduduk etnis Rakhine di negara bagian Rakhine.

Berkat gencatan senjata itu, wilayah tersebut menjadi area tenang yang langka, di negara yang mayoritas penduduknya telah melawan kekuasaan militer saat junta menindak keras setiap perbedaan pendapat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, gencatan senjata akhirnya gagal dipertahankan, dengan bentrokan kecil dan sporadis dilaporkan terjadi sejak November lalu, dan kedua pihak saling menuduh pihak lain telah melanggar wilayah dan melecehkan para pendukung masing-masing.

Juru bicara AA, Khaing Thukha, menuturkan kepada AFP bahwa '13 tentara dan seorang perwira ditangkap' menyusul dua bentrokan yang pecah di Maungdaw, yang masuk wilayah Rakhine dan dekat dengan perbatasan Bangladesh, pada Senin (18/7) waktu setempat. Sejumlah senjata juga disita dari tentara-tentara itu.

ADVERTISEMENT

Thukha juga mengklaim beberapa tentara junta tewas dalam bentrokan itu, namun tidak menyebut jumlah pastinya.

AFP belum bisa mendapatkan tanggapan resmi dari juru bicara junta militer Myanmar atas klaim AA itu.

Simak juga Aung San Suu Kyi Divonis 4 Tahun Penjara':

[Gambas:Video 20detik]



Bentrokan antara AA dan militer Myanmar tahun 2019 lalu telah membuat lebih dari 200.000 orang di Rakhine terpaksa mengungsi. Usai kudeta, junta militer Myanmar mengakhiri penutupan akses internet selama 19 bulan di negara bagian yang ditinggali sekitar 1 juta orang itu.

Negara bagian Rakhine, yang merupakan rumah bagi etnis minoritas Muslim Rohingya dan etnis mayoritas Buddha Rakhine, dilanda konflik selama bertahun-tahun. Militer Myanmar mengusir lebih dari 740.000 warga Rohingya dari Rakhine dalam operasi tahun 2017, yang disebut sebagai genosida oleh para penyidik Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) menuduh militer Myanmar melakukan kejahatan perang, termasuk pembunuhan di luar proses hukum, dalam operasi terbaru mereka terhadap AA.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads