Kelompok pemberontak etnis Myanmar menyatakan telah menangkap 14 tentara junta militer dan menewaskan beberapa tentara junta lainnya, yang jumlahnya tidak disebutkan. Penangkapan terjadi di wilayah Maungdaw, Myanmar bagian barat, yang tidak dilanda aksi kekerasan pasca kudeta militer tahun 2021 lalu.
Seperti dilansir AFP, Selasa (19/7/2022), beberapa hari usai kudeta dilancarkan pada Februari 2021, junta militer Myanmar menegaskan kembali gencatan senjata dengan Tentara Arakan (AA), yang selama bertahun-tahun bertempur demi otonomi bagi penduduk etnis Rakhine di negara bagian Rakhine.
Berkat gencatan senjata itu, wilayah tersebut menjadi area tenang yang langka, di negara yang mayoritas penduduknya telah melawan kekuasaan militer saat junta menindak keras setiap perbedaan pendapat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, gencatan senjata akhirnya gagal dipertahankan, dengan bentrokan kecil dan sporadis dilaporkan terjadi sejak November lalu, dan kedua pihak saling menuduh pihak lain telah melanggar wilayah dan melecehkan para pendukung masing-masing.
Juru bicara AA, Khaing Thukha, menuturkan kepada AFP bahwa '13 tentara dan seorang perwira ditangkap' menyusul dua bentrokan yang pecah di Maungdaw, yang masuk wilayah Rakhine dan dekat dengan perbatasan Bangladesh, pada Senin (18/7) waktu setempat. Sejumlah senjata juga disita dari tentara-tentara itu.
Thukha juga mengklaim beberapa tentara junta tewas dalam bentrokan itu, namun tidak menyebut jumlah pastinya.
AFP belum bisa mendapatkan tanggapan resmi dari juru bicara junta militer Myanmar atas klaim AA itu.
Simak juga Aung San Suu Kyi Divonis 4 Tahun Penjara':