Otoritas Swiss tidak akan menerima pasien yang terluka akibat perang Rusia di Ukraina untuk menjalani perawatan di rumah sakit Swiss. Penegasan itu disampaikan pemerintah Swiss yang menekankan tentang netralitas militer dan kesulitan dalam membedakan warga sipil di antara yang terluka.
Dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (19/7/2022), surat kabar lokal, Tages Anzeiger melaporkan bahwa beberapa wilayah Swiss Swiss bersedia menanggapi secara positif permintaan Pusat Koordinasi Tanggap Bencana Euro-Atlantik NATO, yang mengorganisir evakuasi medis dari Ukraina secara internasional.
Diketahui bahwa Swiss yang netral bukan anggota NATO.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah federal Swiss kemudian membahas permintaan internasional itu, tetapi akhirnya memutuskan untuk tidak menerima pasien yang terluka karena perang di Ukraina.
"Setelah permintaan itu diketahui, lalu diklarifikasi dengan departemen-departemen dan kantor-kantor federal terkait apakah Swiss juga dapat menerima pasien dalam kasus ini," kata Kementerian Luar Negeri Swiss dalam sebuah pernyataan.
"Swiss umumnya memberikan dukungan yang lebih baik dan lebih efisien dengan bantuan dan komitmen kemanusiaan di lokasi daripada jika pasien dirawat di Swiss," imbuh kementerian.
Simak Video 'Ini yang Dibahas Saat Menlu AS Bertemu Istri Zelensky':
"Selain itu, ada hambatan di bawah hukum netralitas, ketika pasien militer dirawat dan hampir tidak mungkin untuk membedakan antara pasien sipil dan militer," imbuhnya.
Kementerian tersebut menekankan bahwa sebagai bagian dari bantuan kemanusiaan, Swiss mendukung langkah-langkah pemulihan bagi orang-orang yang terluka dalam konflik.
Disebutkan bahwa rumah sakit utama di Lviv, Sumy dan Chernihiv telah diberikan peralatan perawatan dan pelatihan untuk fisioterapis.
Posisi Swiss sejak lama adalah netralitas militer. Pemerintah Swiss bersikeras bulan lalu bahwa mereka tidak akan mengizinkan material perang Swiss untuk dikirim melalui negara ketiga ke Ukraina, sejalan dengan netralitas militernya yang ketat.