Otoritas Arab Saudi mengumumkan pencabutan pembatasan untuk 'semua maskapai' mengudara di dalam wilayah udaranya. Pencabutan ini dinilai menjadi isyarat keterbukaan Saudi terhadap Israel menjelang kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Seperti dilansir AFP, Jumat (15/7/2022), otoritas penerbangan sipil Saudi dalam pernyataan via Twitter pada Jumat (15/7) waktu setempat 'mengumumkan keputusan untuk membuka wilayah udara Kerajaan (Saudi) untuk semua maskapai penerbangan yang memenuhi persyaratan otoritas untuk terbang'.
Seorang pejabat AS sebelumnya mengatakan kepada Reuters, bahwa Saudi memang akan segera mengizinkan penerbangan tanpa batas di wilayahnya bagi maskapai Israel. Riyadh juga mengizinkan penerbangan charter langsung dari Israel bagi umat Muslim yang akan beribadah haji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa pekan terakhir, AS mengisyaratkan bahwa lebih banyak negara-negara Arab yang bisa mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan hubungan dengan Israel.
Semua mata pun tertuju pada Saudi, yang akan dikunjungi Biden pada Jumat (15/7) sore waktu setempat. Kunjungan ini dilakukan Biden meskipun sebelumnya sempat bersumpah akan memperlakukan Saudi sebagai 'paria' terkait kasus pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki tahun 2018.
Biden yang memulai rangkaian kunjungannya ke Israel pada Rabu (13/7) waktu setempat, akan terbang langsung dari negara Yahudi itu ke wilayah Saudi -- menjadi Presiden AS yang pertama terbang langsung dari Israel menuju negara Arab yang tidak mengakuinya.
Tahun 2017, mantan Presiden AS Donald Trump, pendahulu Biden, melakukan penerbangan langsung dengan rute sebaliknya.
Riyadh berulang kali menegaskan akan berpegang teguh pada posisi Liga Arab sejak lama untuk tidak menjalin hubungan resmi dengan Israel, hingga konflik dengan Palestina diselesaikan secara tuntas.
Namun Saudi juga tidak menunjukkan perlawanan atau ketidaksepakatan ketika sekutu regionalnya, Uni Emirat Arab, menjalin hubungan resmi dengan Israel tahun 2020 lalu, yang disusul oleh Bahrain dan Maroko di bawah Perjanjian Abraham yang dimediasi AS.
Simak juga 'Jemaah Haji Internasional Kembali Berdatangan, Pedagang Makkah Bahagia':
Sesaat usai Perjanjian Abraham diumumkan pada saat itu, Saudi mengizinkan sebuah pesawat Israel melintasi wilayah udaranya saat terbang menuju Abu Dhabi dan mengumumkan bahwa penerbangan dari Uni Emirat Arab menuju 'semua negara' bisa melintasi wilayah udaranya.
Pengumuman terbaru pada Jumat (15/7) ini secara efektif mencabut pembatasan penerbangan untuk pesawat yang mengudara dari dan ke Israel.
Otoritas penerbangan sipil Saudi menyebut keputusan itu dibuat untuk 'melengkapi upaya Kerajaan dalam mengonsolidasikan posisi Kerajaan sebagai pusat global yang menghubungkan tiga benua'.