Angkatan Laut Maroko telah mencegat 257 migran di laut dalam empat hari, media pemerintah melaporkan Selasa. Mayoritas berasal dari negara di Afrika.
"Penjaga pantai angkatan laut yang berpatroli maritim di Mediterania dan Atlantik, menyelamatkan ... 257 orang yang mencoba migrasi tidak teratur, setelah mencoba menyeberang dengan kapal darurat, kayak, dan bahkan berenang," kata Pejabat Militer yang tidak disebutkan namanya, dikutip dari AFP, Rabu (13/7/2022).
Sebagian besar datang dari negara-negara Afrika, tetapi ada juga dari Afghanistan dan Yaman, dilaporkan, menambahkan bahwa mereka dibawa "dengan selamat" ke pantai.
Mereka termasuk pria dan wanita serta anak-anak.
Bulan lalu, sedikitnya 23 migran tewas saat mencoba memanjat pagar perbatasan ke daerah kantong Spanyol Melilla, di pantai Mediterania Maroko.
Organisasi non-pemerintah mengatakan setidaknya 37 migran meninggal, jumlah korban lebih tinggi dari angka resmi.
Para korban termasuk di antara sekitar 2.000 migran, banyak dari Sudan, yang melakukan penyerangan massal terhadap penghalang, menurut pihak berwenang Maroko.
Itu adalah korban tewas terburuk yang tercatat dalam beberapa tahun upaya para migran untuk memasuki Ceuta dan Melilla, dua perbatasan darat utama antara Afrika dan Uni Eropa.
Para migran, yang sering melarikan diri dari kekerasan dan kerawanan pangan di dalam negeri, juga terus berusaha mencapai Spanyol dengan perahu.
Lebih dari 40.000 migran, sebagian besar dari Maroko, tiba di Spanyol pada tahun 2021 melalui laut, menurut Kementerian Dalam Negeri Spanyol.
Selama lima bulan pertama tahun 2022, kedatangan meningkat 12 persen dibandingkan dengan tahun 2021, katanya. Namun normalisasi hubungan diplomatik antara Spanyol dan Maroko telah menyebabkan penurunan dalam beberapa pekan terakhir.
Lihat juga Video: Mengenaskan! 20 Jasad Ditemukan Berserakan di Gurun Pasir Libya
(eva/eva)