Robert E Crimo, pelaku penembakan brutal yang menewaskan tujuh orang saat parade Hari Kemerdekaan 4 Juli di Highland Park, Chicago, Amerika Serikat (AS), sempat melarikan diri usai melakukan aksinya. Dia bahkan berdandan sebagai wanita dan melebur dengan kerumunan orang yang berlarian panik.
Seperti dilansir Reuters dan CNN, Rabu (6/7/2022), para penyidik AS meyakini Crimo (21) telah merencanakan penembakan massal itu sejak beberapa minggu sebelumnya. Pada hari kejadian pada Senin (4/7) waktu setempat, Crimo melepaskan lebih dari 70 tembakan dari rooftop sebuah bangunan di area Higland Park.
Tembakannya diarahkan secara acak kepada orang-orang yang sedang menyaksikan parade Hari Kemerdekaan AS di Highland Park.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara Satuan Tugas Kejahatan Besar Lake County, Chris Covelli, menuturkan bahwa Crimo melakukan penyamaran dan membaur dengan kerumunan orang yang panik untuk melarikan diri. Covelli menyebut Crimo sengaja mengenakan pakaian wanita dan berdandan seperti wanita untuk menutupi identitasnya.
Tangkapan layar dari kamera CCTV di lokasi menunjukkan sosok Crimo saat berdandan sebagai wanita dalam upayanya kabur. Dia terlihat mengenakan wig, memakai earphone yang terpasang pada telepon genggam yang dipegangnya. Dia juga terlihat memakai sarung tangan warna gelap.
![]() |
Setelah berhasil kabur dari lokasi, Crimo disebut berkendara ke Wisconsin dan kembali ke Illinois, lokasi penembakan, sebelum dia ditangkap aparat penegak hukum setempat pada Senin (4/7) waktu setempat.
Motif di balik penembakan ini belum diketahui secara jelas.
Lihat juga Video: Tampang Terduga Pelaku Penembakan saat Parade Kemerdekaan AS
Covelli menyatakan belum ada informasi yang menunjukkan penembakan itu 'bermotif rasial, didasari motif agama atau status dilindungi lainnya'. Tidak ada indikasi juga untuk keterlibatan orang lain dalam penembakan ini.
Pada Selasa (5/7) waktu setempat, Crimo dijerat tujuh dakwaan pembunuhan tingkat pertama atas penembakan yang menewaskan sedikitnya tujuh orang ini.
Jika terbukti bersalah atas dakwaan-dakwaan itu, sebut jaksa negara bagian Illinois Eric Reinhart, Crimo terancam hukuman maksimum penjara seumur hidup. Dia juga tidak akan mendapatkan kesempatan pembebasan bersyarat.
Reinhart menambahkan bahwa dakwaan pembunuhan tingkat pertama masih bisa diikuti oleh puluhan dakwaan tambahan lainnya mengingat lebih dari tiga lusin orang lainnya mengalami luka-luka dalam penembakan itu.
Crimo akan dihadirkan di pengadilan pada Rabu (6/7) waktu setempat dan jaksa penuntut menyatakan akan meminta Crimo tetap ditahan tanpa adanya uang jaminan.