Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengunjungi lokasi serangan rudal Rusia di sebuah pusat perbelanjaan di kota Kremenchuk. Korban jiwa akibat serangan itu telah bertambah menjadi 18 orang.
Dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (29/6/2022), berbicara melalui video dari ibu kota Kiev, pemimpin Ukraina itu menyampaikan hal tersebut kepada Dewan Keamanan PBB pada Selasa (28/6) waktu setempat. Dia juga meminta anggota Dewan - termasuk Rusia - untuk mengheningkan cipta selama satu menit bagi mereka yang telah tewas dalam perang di Ukraina.
"Saya menyarankan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengirim perwakilan khusus, atau Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa ... sehingga PBB dapat secara mandiri menemukan informasi dan melihat bahwa ini memang serangan rudal Rusia," kata Zelensky tentang serangan rudal yang terjadi pada Senin (27/6) itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zelensky pun meminta PBB untuk secara hukum mendefinisikan istilah "negara teroris," dengan alasan bahwa invasi Moskow ke negaranya sejak pada 24 Februari menunjukkan "kebutuhan mendesak untuk mengabadikannya, secara harfiah, di tingkat PBB dan menghukum negara teroris mana pun."
Zelensky berbicara pada sesi darurat Dewan Keamanan setelah serangan rudal tersebut memicu kebakaran di dalam pusat perbelanjaan yang ramai di Kremenchuk.
Menurut pihak berwenang, selain 18 orang yang dipastikan tewas, puluhan orang lainnya terluka dan banyak yang masih hilang.
Sebelumnya pada Selasa (28/6), militer Rusia mengklaim telah menggempur depot senjata terdekat yang ledakannya memicu kobaran api di mal tersebut, yang menurut Moskow "tidak beroperasi" pada saat itu.
Namun, penduduk setempat membantah klaim Rusia tersebut, dengan mengatakan kepada AFP bahwa mereka tahu tidak ada depot senjata di daerah itu.
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB mengulangi klaim tersebut kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Selasa (28/6). Dia juga mengatakan bahwa PBB "tidak boleh diubah menjadi platform untuk kampanye humas jarak jauh untuk Zelensky agar mendapatkan lebih banyak senjata dari NATO".
Sebelum Zelensky berbicara, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk urusan politik dan pembangunan perdamaian, Rosemary DiCarlo mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa PBB kini telah mencatat lebih dari 10.600 korban sipil di Ukraina, termasuk 4.731 kematian. Dia mengatakan jumlah korban sebenarnya "jauh lebih tinggi."