Diketahui bahwa invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari lalu telah memicu pergeseran geopolitik yang besar di Barat, yang memicu negara-negara yang tadinya netral seperti Finlandia dan Swedia untuk bergabung NATO. Ukraina yang terus diinvasi Rusia juga mengamankan status kandidat anggota Uni Eropa.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg mengungkapkan bahwa NATO akan meningkatkan jumlah pasukannya dalam kondisi siaga tinggi, yang nantinya bisa mencapai lebih dari 300.000 tentara. Angka itu meningkat tujuh kali lipat jika dibandingkan dengan 40.000 tentara yang saat ini tergabung dalam pasukan cepat tanggap NATO yang sudah ada, NATO Response Force (NRF).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penambahan pasukan NATO itu diungkapkan saat negara-negara anggota bersiap mengadopsi strategi baru yang menggambarkan Rusia sebagai 'ancaman langsung' dengan invasi ke Ukraina memasuki bulan keempat. Dalam pertemuan puncak NATO di Lisbon tahun 2010, Moskow disebut sebagai 'mitra strategis'.
(nvc/ita)