Puluhan orang mengalami luka-luka akibat serangan rudal Rusia yang mengenai sebuah pusat perbelanjaan atau mal yang ramai orang di Kremenchuk, Ukraina. Salah satu korban selamat yang kini dirawat di rumah sakit menyebut situasinya bak 'neraka'.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (28/6/2022), dinas urusan darurat Ukraina melaporkan bahwa sedikitnya 16 orang tewas dan 59 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan rudal Rusia yang terjadi pada Senin (27/6) waktu setempat itu.
"Ini merupakan keenam kalinya kota ini dibom (sejak invasi Rusia pada 24 Februari)," sebut wakil direktur departemen bedah pada rumah sakit umum Kremenchuk, Oleksandr Kovalenko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi tidak pernah sebelumnya serangan mengenai begitu banyak orang," imbuhnya.
Kovalenko menambahkan bahwa rumah sakitnya kini merawat 25 korban luka akibat serangan Rusia, dengan enam pasien di antaranya dalam kondisi kritis.
Di bangsal perawatan intensif salah satu rumah sakit Ukraina, lima pasien dirawat dalam satu ruangan dengan luka-luka mereka dibalut perban. Salah satunya Ludmyla Mykhailets (43) yang menuturkan dirinya sedang berbelanja di toko elektronik dengan suaminya, Mykola, saat ledakan kuat melemparkan dirinya ke udara.
"Saya terlempar dengan bagian kepala terlebih dulu dan serpihan menghantam tubuh saya. Seluruh tempat itu ambruk. Kemudian saya mendarat di lantai dan saya tidak tahu apakah saya sadarkan diri atau tidak sadarkan diri," tutur Mykhailets yang mengalami patah lengan dan cedera pada kepalanya.
"Itu neraka," timpal Mykola (45) yang kepalanya masih berdarah meski telah dibalut perban.
Simak Video 'Rudal Rusia Hantam Mal, Zelensky: Aksi Teroris Paling Berani':
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya menyebut hingga 1.000 orang ada di dalam mal saat serangan rudal Rusia itu terjadi. Zelensky mengutuk serangan rudal Rusia sebagai "aksi teroris paling berani".
"Serangan Rusia hari ini di pusat perbelanjaan di Kremenchuk adalah salah satu aksi teroris paling berani dalam sejarah Eropa," kata Zelensky dalam postingannya di Telegram seperti dilansir dari kantor berita AFP.
Zelensky juga menuduh bahwa serangan ini jelas-jelas disengaja oleh Rusia. "Ini bukan serangan yang tidak disengaja, ini merupakan serangan Rusia yang diperhitungkan," sebutnya.
Secara terpisah, kantor jaksa penuntut Ukraina melaporkan lebih dari 40 orang masih hilang. Para petugas penyelamat pun terus menyisir puing-puing untuk mencari korban selamat yang mungkin tertimbun.