Pernyataan Korut itu tidak merujuk secara eksplisit pada program nuklir atau rudal, namun menyatakan bahwa sikap permusuhan AS memaksanya untuk mengembangkan pertahanannya.
"Kenyataan ini ... menjadikan kita merasa perlu untuk melakukan upaya habis-habisan dalam mengembangkan kekuatan yang lebih kuat untuk bisa menundukkan segala macam tindakan permusuhan oleh Amerika Serikat," imbuh Kementerian Luar Negeri Korut dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui bahwa AS bersikeras agar Korut menyerahkan senjata nuklirnya dan berulang kali menawarkan untuk bertemu dan berdialog dengan para pejabat Korut 'kapan saja tanpa prasyarat' untuk membahas isu tersebut. Otoritas Korut menolak tawaran dialog itu.
Kritikan Korut ini disampaikan sehari sebelum Yoon berangkat untuk menghadiri pertemuan NATO di Spanyol -- Presiden Korsel pertama yang melakukan kunjungan semacam itu.
Korsel yang bertekad memperkuat kemitraan dengan NATO dan memainkan peran keamanan global yang lebih besar, menurut penasihat keamanan Korsel, berencana mengirimkan delegasi khusus untuk NATO di markas besarnya yang ada di Brussels, Belgia.
(nvc/ita)