Rusia Sebut 2 Warga AS Terancam Hukuman Mati, Gedung Putih Geram!

Rusia Sebut 2 Warga AS Terancam Hukuman Mati, Gedung Putih Geram!

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 22 Jun 2022 11:29 WIB
A still image taken from Russian state TV footage that it said shows Andy Huynh, a U.S. citizen captured by Russian forces while fighting for Ukraine, at an unknown location, in a still image from a video released on June 17, 2022. Video released June 17, 2022. RU-RTR/Handout via REUTERS TV
Warga AS, Andy Huynh, yang ditangkap Rusia saat bertempur di Ukraina dalam tayangan televisi pemerintah Moskow (RU-RTR/Handout via REUTERS TV)
Washington DC -

Gedung Putih geram setelah seorang pejabat Kremlin mengindikasikan dua warga Amerika Serikat (AS) yang ditangkap saat bertempur di Ukraina, mungkin terancam hukuman mati. Rusia menyebut dua warga AS itu merupakan tentara bayaran yang membahayakan nyawa tentara Rusia dan harus dimintai pertanggungjawaban.

Seperti dilansir Channel News Asia, Rabu (22/6/2022), Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia menegaskan pada Selasa (21/6) bahwa dua warga AS itu tunduk pada putusan pengadilan. Kremlin juga tidak mengesampingkan bahwa keduanya mungkin menghadapi hukuman mati.

"Kami tidak bisa mengesampingkan apapun, karena ini merupakan putusan pengadilan. Kami tidak mengomentarinya dan tidak memiliki hak untuk ikut campur," tegas juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika ditanyai soal jaringan televisi AS, NBC News, pada Senin (20/6) waktu setempat, Peskov menyebut kedua warga AS yang ditangkap saat bertempur untuk Ukraina itu harus bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Dia menyatakan bahwa Kremlin tidak mengetahui di mana kedua warga AS itu kini ditahan. Pihak keluarga kedua warga AS itu sebelumnya mengungkapkan keduanya tidak kembali dari misi di sekitar wilayah Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.

ADVERTISEMENT

Dalam tanggapannya, Gedung Putih menyebut pernyataan Kremlin soal tidak mengesampingkan apapun termasuk soal hukuman mati itu 'mengerikan'.

"Mengerikan bahwa seorang pejabat publik di Rusia bahkan akan menyarankan hukuman mati untuk warga negara Amerika ... di Ukraina," ucap koordinator komunikasi strategis pada Dewan Keamanan Nasional (NSC), John Kirby, kepada wartawan setempat.

A still image taken from Russian state TV footage that it said shows Alexander Drueke, a U.S. citizen captured by Russian forces while fighting for Ukraine, at an unknown location, in a still image from a video released on June 17, 2022. Video released June 17, 2022. RU-RTR/Handout via REUTERS TVWarga AS, Alexander Drueke, yang ditangkap Rusia saat bertempur di Ukraina muncul dalam tayangan televisi pemerintah Moskow Foto: RU-RTR/Handout via REUTERS TV

Simak Video 'Rusia Bakal Tindak Tegas Tentara AS yang Tertangkap di Ukraina':

[Gambas:Video 20detik]



Pernyataan Kirby itu disampaikan setelah Peskov menyebut kedua warga AS yang ditangkap, tidak dilindungi oleh Konvensi Jenewa yang mengatur tahanan perang.

"Apapun itu, sama-sama mengkhawatirkan. Apakah mereka benar-benar bersungguh-sungguh dengan apa yang mereka katakan di sini, dan bahwa ini bisa menjadi hasilnya, bahwa mereka bisa menjatuhkan hukuman mati terhadap dua warga Amerika yang bertempur di Ukraina, atau bahwa mereka hanya merasa bahwa itu hal yang bertanggung jawab untuk dilakukan kekuatan besar, untuk berbicara soal melakukan ini," ujarnya.

Secara terpisah, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, pada Selasa (21/6) waktu setempat, menyatakan AS juga sangat tidak sepakat dengan posisi Rusia yang meyakini kedua warga AS itu tidak tunduk di bawah Konvensi Jenewa.

Menurut pejabat senior AS ini, Washington DC telah menyampaikan sikapnya soal masalah itu kepada pemerintah Rusia.

Sementara juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, menambahkan bahwa otoritas Rusia tidak memberikan informasi detail tambahan kepada AS soal keberadaan kedua warganya yang ditangkap di Ukraina itu.

Price menuturkan kepada wartawan bahwa AS mengupayakan setiap saluran dan setiap peluang untuk mengetahui lebih banyak dan mendukung keluarga dari warga negaranya yang hilang di Ukraina.

Dua warga AS yang ditangkap saat bertempur di Ukraina itu diidentifikasi oleh media sebagai Alexander Drueke dan Andy Huynh. Keduanya telah muncul dalam video dan gambar yang dirilis media pemerintah Rusia, namun Presiden Joe Biden pekan lalu menyatakan tidak tahu di mana lokasi pasti kedua warganya itu.

Departemen Luar Negeri AS sebelumnya menegaskan Rusia harus memperlakukan para petempur relawan secara manusiawi, seperti memperlakukan para tahanan perang lainnya sesuai dengan Konvensi Jenewa, yang melarang eksekusi mati dan penyiksaan atau perlakuan buruk terhadap tahanan perang.

Satu lagi warga AS dilaporkan hilang di Ukraina, dengan laporan CNN yang mengutip istrinya menyebutnya sebagai mantan kapten Marinir AS dengan pengalaman 20 tahun. Warga AS itu terakhir kali memberikan kabar dari Ukraina pada akhir April.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads