Sekitar 10.000 warga Muslim berunjuk rasa di ibu kota Dhaka, Bangladesh, untuk memprotes ujaran menghina Nabi Muhammad SAW oleh politikus India yang memicu kemarahan dunia Islam. Ini menjadi unjuk rasa kedua dalam sepekan terakhir yang digelar di Bangladesh, yang berbatasan langsung dengan India.
Seperti dilansir AFP, Jumat (17/6/2022), para demonstran Bangladesh melakukan rally hingga ke depan masjid terbesar di Dhaka pada Kamis (16/6) waktu setempat dan berupaya untuk bergerak ke depan Kedutaan Besar India sebelum diblokir oleh polisi setempat.
Dalam aksinya, mereka meneriakkan slogan-slogan yang salah satunya berbunyi 'Muslim sedunia bersatu'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada sekitar 10.000 peserta. Mereka damai," tutur pejabat senior kepolisian setempat, Enamul Haq, kepada AFP.
Unjuk rasa pada Kamis (16/6) waktu setempat ini digelar oleh Islami Andolan Bangladesh, yang merupakan salah satu partai politik Islam terbesar di negara tersebut. Bangladesh sendiri merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar keempat di dunia.
Dalam unjuk rasa terbaru di Dhaka itu, para orator demo menyerukan boikot terhadap produk-produk India dan menuntut Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina untuk melayangkan protes secara resmi kepada India.
Hasina, yang sudah berkuasa di Bangladesh selama 13 tahun, merupakan sekutu dekat India dan tidak ikut mengecam ucapan kontroversial politikus India.
Simak Video 'Polisi Tangkap Ratusan Pengunjuk Rasa Pemrotes Ujaran Menghina Nabi Muhammad':
Aksi serupa juga digelar Jumat (10/6) lalu, dengan sekitar 150.000 demonstran turun ke jalanan kota-kota Bangladesh, termasuk 20.000 orang di ibu kota Dhaka dan ribuan demonstran lainnya di berbagai kota dan universitas setempat, untuk memprotes ucapan kontroversial politikus India tersebut.
Ucapan politikus India bernama Nupur Sharma, yang dinonaktifkan dari jabatannya sebagai juru bicara Partai Bharatiya Janata (BJP) telah memicu protes tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di luar negeri.
Pemerintah dari hampir 20 negara telah memanggil Duta Besar maupun diplomat India untuk menyampaikan protes dan meminta penjelasan soal ucapan kontroversial Sharma soal Nabi Muhammad.