Para pemimpin kelompok Islam terkemuka dan masjid-masjid di India mengimbau umat Muslim untuk menangguhkan aksi memprotes ucapan menghina Nabi Muhammad SAW yang dilontarkan oleh dua anggota Partai Bharatiya Janata (BJP) yang beraliran nasionalis Hindu yang kini berkuasa di negara tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (14/06/2022), imbauan itu dirilis untuk menghindari perkumpulan banyak orang, setelah unjuk rasa yang digelar pekan lalu berujung kerusuhan hingga memicu kematian dua remaja Muslim dan melukai lebih dari 30 orang, termasuk polisi.
"Menjadi kewajiban setiap Muslim untuk berdiri bersama ketika ada yang meremehkan Islam, tapi pada waktu yang sama, penting untuk menjaga perdamaian," tegas anggota senior Jamaat-e-Islami Hind, Malik Aslam. Jamaat-e-Islami Hind merupakan organisasi Muslim yang beroperasi di beberapa negara bagian India.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal bulan ini, dua anggota senior BJP yang menaungi Perdana Menteri (PM) Narendra Modi melontarkan ucapan yang menyinggung umat Muslim. Seorang juru bicara (jubir) BJP menyampaikan komentar menghina itu saat menghadiri acara debat televisi dan seorang jubir lainnya menyampaikannya via media sosial.
BJP telah menonaktifkan salah satu jubir dan mengeluarkan jubir lainnya. Dalam penegasannya, BJP juga mengecam setiap penghinaan terhadap agama apapun. Kepolisian setempat juga telah menerima pengaduan terkait dua anggota BJP itu.
Namun hal itu tidak mampu menghentikan umat Muslim di India yang marah untuk turun ke jalanan menggelar unjuk rasa. Kepolisian menangkap sedikitnya 400 tersangka perusuh usai kerusuhan pecah di beberapa negara bagian dan jam malam terpaksa diberlakukan, bahkan layanan internet dimatikan di beberapa area.
Banyak Muslim di India yang mempertanyakan tempat mereka di masyarakat sejak PM Modi berkuasa tahun 2014, menekan akarnya dalam kelompok nasionalis Hindu kuat yang berafiliasi dengan partainya. Para pengkritik menyebut BJP memilih garis konfrontatif, dengan mempromosikan gagasan bahwa India adalah negara Hindu dan menindak rival-rival yang dianggap 'anti-nasional', yang dipandang Muslim sebagai upaya memarjinalkan mereka.
Simak Video 'Polisi Tangkap Ratusan Pengunjuk Rasa Pemrotes Ujaran Menghina Nabi Muhammad':
Pada Minggu (12/6) waktu setempat, otoritas negara bagian Uttar Pradesh -- yang dikuasai BJP -- menghancurkan rumah seorang pria Muslim yang terlibat kerusuhan. Langkah ini memicu kecaman dari pakar konstitusional dan kelompok hak asasi manusia (HAM) setempat.
Kelompok Muslim dan kelompok HAM setempat menginterpretasikan penghancuran rumah itu sebagai hukuman untuk kerusuhan, namun otoritas Uttar Pradesh menyebut rumah itu dibangun secara ilegal di tanah umum.
"Kami tidak menghancurkan rumah-rumah untuk menghentikan Muslim menggelar aksi protes, karena mereka memiliki hak untuk turun ke jalanan," tegas ajudan pemimpin Hindu garis keras kepada Reuters.
PM Modi hingga kini belum mengomentari ucapan soal Nabi Muhammad oleh anggota partainya, meskipun kecaman semakin meluas termasuk dari luar negeri. Banyak negara, termasuk Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman dan Iran, yang merupakan mitra dagang India, telah melayangkan protes.