Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan melakukan kunjungan ke Arab Saudi dan Israel bulan depan. Biden dimungkinkan untuk bertemu langsung dengan Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) dalam kunjungan itu.
Seperti dilansir Reuters, Senin (13/6/2022), Gedung Putih direncanakan untuk mengumumkan kunjungan tersebut pada pekan ini.
Menurut seorang sumber yang memahami rencana kunjungan itu pada Minggu (12/6) waktu setempat, kunjungan Biden diperkirakan akan dilakukan pada pertengahan Juli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan juga bahwa kunjungan itu juga bisa mencakup pertemuan dengan MBS, yang merupakan pemimpin de-facto Saudi.
Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengonfirmasi bahwa kunjungan Biden ke Israel dan Saudi sedang direncanakan.
"Kami tidak memiliki rincian perjalanan lebih lanjut untuk dikonfirmasi, tapi kami akan mengumumkannya sesegera mungkin," ucap juru bicara itu.
Gedung Putih sebelumnya mengatakan bahwa Biden menyebut MBS sebagai 'paria' atas perannya dalam pembunuhan wartawan Saudi, Jamal Khashoggi, yang juga kolumnis media terkemuka AS, The Washington Post. Khashoggi dibunuh dan dimutilasi di dalam Konsulat Saudi di Istanbul, Turki.
Pembunuhan Khashoggi itu menodai citra MBS sebagai seorang reformis. Pemerintah Saudi menyangkal MBS terlibat dalam pembunuhan itu.
Kunjungan itu dinilai bertujuan untuk memperkuat hubungan AS dengan Saudi ketika Biden berusaha mencari cara untuk menurunkan harga bensin di negaranya.
Sebelumnya, seorang anggota parlemen AS dari Partai Demokrat, Adam Schiff, menolak rencana kunjungan ke Saudi atau pertemuan dengan MBS.
Saat ditanya apakah Biden harus mengunjungi Saudi dan bertemu MBS, Schiff yang menjabat Ketua Komisi Intelijen pada House of Representatives (HOR) atau DPR AS dengan tegas menjawab: "Dalam pandangan saya, tidak."
"Saya tidak akan pergi. Saya tidak akan menjabat tangannya. Ini adalah seseorang yang membantai seorang penduduk Amerika, memutilasinya menjadi beberapa bagian dan dalam cara yang paling mengerikan dan terencana," tegas Schiff dalam wawancara dengan program televisi CBS 'Face the Nation' pekan lalu.