Kelompok Separatis Bersenjata Bunuh 5 Polisi Kamerun

Kelompok Separatis Bersenjata Bunuh 5 Polisi Kamerun

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Kamis, 09 Jun 2022 01:35 WIB
A shot is fired by Canadas Zina Kocher as she competes in the Womens Biathlon 4x6 km Relay at the Laura Cross-Country Ski and Biathlon Center during the Sochi Winter Olympics on February 21, 2014, in Rosa Khutor, near Sochi.  AFP PHOTO / KIRILL KUDRYAVTSEV        (Photo credit should read KIRILL KUDRYAVTSEV/AFP/Getty Images)
Ilustrasi (Foto: AFP)
Jakarta -

Kelompok separatis menyerang sebuah pos gendarmerie atau pos pasukan bersenjata di Njitapon di wilayah Barat, Kamerun. Para pemberontak itu membunuh 5 polisi.

"Separatis membunuh lima polisi," kata Adamou Youmou Koupit, anggota parlemen lokal dari partai oposisi Uni Demokratik Kamerun, seperti dikutip dari AFP, Kamis (8/6/2022).

Seorang pejabat senior pemerintah daerah, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, menuduh separatis anglophone melakukan serangan itu. Dia menambahkan sebanyak 3 orang lainnya terluka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jumlah korban tewas lima, semua polisi, dan tiga luka-luka. Kami sedang menyisir daerah itu," katanya kepada AFP.

Wilayah Barat Laut dan Wilayah Barat Daya adalah rumah bagi sebagian besar minoritas anglophone di Kamerun yang mayoritas berbahasa Prancis.

ADVERTISEMENT

Setelah bertahun-tahun mengeluhkan diskriminasi dan marginalisasi, militan anglophone mendeklarasikan negara merdeka, Republik Federal Ambazonia, di dua wilayah pada tahun 2017. Hal itu memicu tindakan keras oleh pihak berwenang.

Separatis telah menargetkan polisi, tentara, pejabat dan sekolah, yang mereka anggap sebagai simbol negara, sering melakukan penculikan.

Presiden Kamerun Paul Biya (89), yang telah memerintah negara itu dengan tangan besi selama hampir empat dekade, telah menolak tuntutan untuk struktur federal.

PBB dan LSM menuduh pemberontak dan pasukan keamanan melakukan kejahatan terhadap warga sipil di dua wilayah berbahasa Inggris.

Lembaga think tank International Crisis Group (ICG) memperkirakan bahwa konflik tersebut telah menewaskan 6.000 orang, sebagian besar warga sipil, dan memaksa lebih dari satu juta orang meninggalkan rumah mereka.

Pada hari Selasa (7/6) waktu setempat, Kementerian Pertahanan Kamerun mengatakan tentara membunuh sembilan warga sipil termasuk bayi awal bulan ini di Wilayah Barat Laut.

(lir/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads