Uni Eropa telah secara resmi menjatuhkan sanksi terhadap seorang mantan pesenam Rusia, Alina Kabaeva, yang diduga menjadi kekasih Presiden Vladimir Putin. Penjatuhan sanksi ini diumumkan bersamaan saat Uni Eropa resmi mengadopsi larangan impor minyak Rusia pada Jumat (3/6) waktu setempat.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (4/6/2022), rentetan sanksi terbaru ini menjadi sanksi gelombang keenam yang dijatuhkan Uni Eropa terhadap Rusia sejak invasi ke Ukraina dimulai pada 24 Februari lalu. Sanksi-sanksi terbaru ini mencakup pemutusan bank terbesar Rusia Sberbank dari sistem pesan global SWIFT.
Deretan sanksi itu dipublikasikan dalam jurnal resmi Uni Eropa, setelah para pemimpin Uni Eropa akhirnya sepakat menargetkan ekspor minyak yang penting bagi Rusia usai berminggu-minggu setelah menghadapi perlawanan Hungaria.
Uni Eropa menyerah pada tuntutan Perdana Menteri (PM) Viktor Orban untuk mengecualikan pasokan minyak Rusia yang disalurkan via saluran pipa. Dengan demikian, sanksi Uni Eropa itu mencakup dua pertiga ekspor Rusia yang saat ini dibawa dengan kapal, yang akan mulai berlaku penuh dalam waktu enam bulan untuk minyak mentah dan delapan bulan untuk produk olahan.
Jerman dan Polandia berkomitmen lebih lanjut untuk berhenti menerima pasokan minyak Rusia via saluran pipa -- yang berarti sekitar 90 persen impor minyak Rusia oleh Uni Eropa diperkirakan akan berhenti pada akhir tahun ini.
Dalam upaya mencegah Hungaria dan negara-negara lainnya yang masih menerima pasokan minyak Rusia via saluran pipa, untuk mendapat keuntungan dari pengecualian yang mereka dapatkan, Uni Eropa juga memberlakukan larangan penjualan kembali pasokan dengan harga lebih murah.
Tak hanya itu, Uni Eropa juga akan membatasi kemampuan Rusia menjual minyak di luar wilayah Eropa dengan melarang lembaga keuangan memberikan asuransi dan mendanai kapal-kapal yang membawa pasokan minyak Rusia ke negara ketiga.
Selain larangan impor minyak, Uni Eropa dalam sanksinya juga menambahkan nama Kabeva, yang diduga kekasih Putin, ke dalam daftar hitam atau blacklist untuk pembekuan aset dan larangan visa. Sebelum Uni Eropa, Inggris menjadi negara pertama yang menjatuhkan sanksi terhadap Kabaeva, yang juga dikenal sebagai politikus dan bos media di Rusia ini.
Simak Video 'Putin Akui Rusia Dilanda Krisis Ekonomi, Tapi Bukan Karena Perang':