Namun di sisi lain, mempersenjatai Ukraina dengan roket jarak jauh telah memicu kekhawatiran di Barat. Sistem roket semacam itu nantinya akan memberikan kemampuan pada pasukan Ukraina untuk menyerang, dengan presisi tinggi, target-target yang ada jauh di belakang garis pertahanan Rusia.
Serangan terhadap target di dalam wilayah Rusia tentu saja akan berpotensi semakin meningkatkan konflik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengakui kekhawatiran itu, Arestovych menegaskan kepada CNN bahwa Ukraina hanya akan menggunakan persenjataan semacam itu untuk mempertahankan wilayahnya, bukan untuk menyerang Rusia.
Pekan lalu, sejumlah pejabat AS menyatakan tengah mempertimbangkan permintaan Ukraina soal MLRS. Namun pekan ini, Presiden Joe Biden menyatakan AS tidak akan mengirimkan sistem roket ke Ukraina, yang bisa mengenai target-target di dalam wilayah Rusia.
"Kita tidak akan mengirimkan kepada Ukraina, sistem roket yang bisa menyerang Rusia," tegas Biden kepada wartawan setempat di Washington DC pada Senin (30/5) waktu setempat.
(nvc/ita)