115 Prajurit Rusia Dipecat karena Tolak Ikut Invasi ke Ukraina

115 Prajurit Rusia Dipecat karena Tolak Ikut Invasi ke Ukraina

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 27 Mei 2022 11:03 WIB
Russian service members work on demining the territory of Azovstal steel plant during Ukraine-Russia conflict in the southern port city of Mariupol, Ukraine May 22, 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko
tentara Rusia di kota Mariupol, Ukraina (Foto: REUTERS/Alexander Ermochenko)
Jakarta -

Pengadilan Rusia mengkonfirmasi pemecatan 115 personel Garda Nasional yang menggugat pemecatan mereka. Para prajurit Rusia itu dipecat karena menolak untuk ikut serta dalam operasi militer Rusia di Ukraina.

Dilansir dari kantor berita AFP, Jumat (27/5/2022), kasus tersebut tampaknya menjadi konfirmasi resmi pertama dari para prajurit yang menolak bergabung dengan invasi militer Rusia di Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari lalu.

Sebuah pengadilan militer di republik Kabardino-Balkaria, Rusia selatan menyatakan pada hari Rabu (25/5) bahwa pihaknya telah memeriksa "dokumen yang diperlukan" dan menanyai para pejabat Garda Nasional, pasukan keamanan domestik yang terpisah dari militer Rusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam putusannya, pengadilan militer menyimpulkan bahwa para terdakwa "secara sewenang-wenang menolak untuk melakukan tugas resmi". Pengadilan pun menolak gugatan atas pemecatan mereka.

Pengadilan menyatakan bahwa persidangan kasus ini diadakan secara tertutup untuk menghindari pengungkapan "rahasia militer".

ADVERTISEMENT

Mengutip layanan pers pengadilan, kantor berita Interfax melaporkan pada hari Kamis (26/5) bahwa para prajurit tersebut menolak untuk melakukan tugas terkait dengan "operasi khusus" Moskow di Ukraina.

Perang di Ukraina kini telah berlangsung lebih dari 3 bulan. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia melakukan genosida di wilayah Donbas. Zelensky menuduh Rusia ingin menghancurkan kota-kotanya menjadi abu.

Simak video 'Putin Akui Rusia Dilanda Krisis Ekonomi, Tapi Bukan Karena Perang':

[Gambas:Video 20detik]



"Semua ini, termasuk deportasi orang-orang kami dan pembunuhan massal warga sipil, adalah kebijakan genosida yang jelas dilakukan oleh Rusia," kata Zelensky dilansir AFP, Jumat (27/5/2022).

Menurutnya, serangan Moskow di Donbas pada akhirnya bisa membuat wilayah itu 'tidak berpenghuni'. Diketahui, pada April lalu, parlemen Ukraina mendukung resolusi yang mengakui tindakan militer Rusia di negara itu sebagai 'genosida'.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sebelumnya menuduh pasukan militer Rusia di bawah Presiden Rusia Vladimir Putin telah melakukan genosida di Ukraina. Ini menjadi momen pertama kalinya bagi pemerintahan Biden menggunakan istilah genosida terkait invasi Rusia ke Ukraina.

"Iya, saya menyebutnya genosida," tegas Biden kepada wartawan yang mendampinginya dalam kunjungan ke Iowa, saat ditanya soal penggunaan istilah itu dalam pidato pada Selasa (12/4) waktu setempat, seperti dilansir Channel News Asia, Rabu (13/4).

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads