Kepolisian Texas di Amerika Serikat (AS) menghadapi kecaman dan kemarahan warga karena membutuhkan waktu hingga 1 jam untuk menembak mati pelaku penembakan massal di Sekolah Dasar Robb di Uvalde pada Selasa (24/5) waktu setempat. Sedikitnya 19 anak-anak dan dua guru tewas.
Seperti dilansir AFP, Jumat (27/5/2022), rekaman video berdurasi nyaris 7 menit yang diunggah ke YouTube menunjukkan momen saat orang tua -- ketika penembakan berlangsung dengan anak-anak mereka di dalam sekolah -- meneriakkan kata-kata kasar kepada polisi yang berusaha menjauhkan mereka dari gedung sekolah.
"Itu putri saya!" teriak seorang wanita di tengah situasi kacau penuh tangisan dan dorong-dorongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angeli Rose Gomez, yang anaknya ada di dalam sekolah, menuturkan kepada Wall Street Journal bahwa dirinya diborgol oleh petugas setelah dirinya dan beberapa orang tua siswa lainnya mendorong polisi.
Dalam video lainnya, para orang tua yang berkumpul di bagian belakang gedung sekolah meluapkan kemarahan pada polisi yang dianggap tidka melakukan apa-apa saat penembakan sekolah terburuk di AS tengah berlangsung.
Seorang wanita yang panik dengan kondisi putranya, tampak berteriak kepada polisi. "Jika mereka tertembak, tembak dia atau apalah. Ayolah," ucap wanita itu.
Jacinton Cazares, yang putrinya Jacklyn tewas dalam penembakan itu, menuturkan dirinya bergegas mendatangi sekolah saat mendengar adanya penembakan.
"Setidaknya ada sekitar 40 penegak hukum bersenjata lengkap tapi tidak melakukan apa-apa (sampai) semuanya sudah terlalu terlambat," ucap Cazares kepada ABC News. "Situasinya bisa selesai dengan cepat jika mereka mendapatkan pelatihan taktis yang lebih baik," imbuhnya.
Simak juga video 'Murkanya Joe Biden Gegara 18 Anak di Texas Tewas Ditembak':
Daniel Meyer dan istrinya, Matilda, yang sama-sama berprofesi sebagai pendeta menuturkan kepada AFP bahwa mereka melihat para orang tua panik saat polisi tampaknya sedang menunggu bala bantuan sebelum masuk gedung sekolah.
"Para orang tua putus asa. Salah satu anggota keluarga, dia berkata: 'Saya pernah di militer, beri saya senjata, saya akan masuk. Saya tidak akan ragu-ragu. Saya akan masuk,"ujarnya.
Menghadapi pertanyaan soal lambatnya respons polisi, Victor Escalon dari Departemen Keselamatan Publik Texas menyebut para penyidik masih berupaya mengumpulkan informasi dan fakta soal apa yang sebenarnya terjadi.
Disebutkan Escalon bahwa usai menembak neneknya sendiri, pelaku yang didentifikasi sebagai Salvador Ramos (18) menabrakkan kendaraannya di dekat SD Robb, melepas tembakan ke arah orang yang melintas di lokasi, kemudian masuk melalui pintu sekolah yang tidak dikunci.
Escalon menyebut petugas kepolisian tiba di lokasi beberapa menit kemudian, namun tertahan oleh adanya suara tembakan dan meminta bantuan. Tim taktis termasuk para agen Patroli Perbatasan AS memasuki gedung sekolah dan menembak mati pelaku 'sekitar 1 jam kemudian'.
Untuk sementara waktu, sebut Escalon, para petugas kepolisian mengevakuasi para siswa dan guru, dan gagal berupaya melakukan negosiasi dengan pelaku yang menyandera mereka dengan senapan.
Dalam penjelasannya, Escalon membantah informasi yang menyebut pelaku sempat dihadang oleh petugas sekolah, dan menyatakan tidak ada petugas bersenjata di lokasi ketika serangan terjadi.
Kepala Kepolisian Uvalde, Daniel Rodriguez, dalam pernyataan menanggapi kontroversi yang ada menegaskan: "Petugas merespons dalam beberapa menit."
"Saya memahami pertanyaan yang muncul mengenai detail apa yang terjadi. Saya tahu jawabannya tidak akan datang cukup cepat selama masa-masa sulit ini," ucapnya.