Finlandia dan Swedia pada Rabu (18/5) secara resmi menyerahkan aplikasi mereka untuk bergabung dengan NATO, setelah invasi Rusia ke Ukraina mengakhiri status non-blok militer kedua negara selama puluhan tahun.
"Permohonan yang Anda buat hari ini adalah langkah bersejarah. Sekutu-sekutu sekarang akan mempertimbangkan langkah-langkah selanjutnya di jalan Anda menuju NATO," kata kepala NATO, Jens Stoltenberg, setelah menerima permohonan keanggotaan dari Duta Besar Finlandia dan Swedia di markas NATO.
Dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (18/5/20220, permohonan keanggotaan ini bisa mencerminkan ekspansi NATO yang paling signifikan dalam beberapa dekade, menggandakan perbatasannya dengan Rusia, dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan hal itu dapat memicu tanggapan dari Moskow.
Namun, aplikasi tersebut menghadapi penolakan dari anggota aliansi militer tersebut, Turki, yang telah mengancam akan memblokir mereka atas tuduhan negara-negara Nordik itu bertindak sebagai tempat pelindung bagi kelompok-kelompok bersenjata yang menentang Ankara.
"Kepentingan keamanan semua sekutu harus diperhitungkan dan kami bertekad untuk menyelesaikan semua masalah dan mencapai kesimpulan cepat," kata Stoltenberg.
"Semua sekutu sepakat tentang pentingnya perluasan NATO. Kita semua setuju bahwa kita harus berdiri bersama dan kita semua setuju bahwa ini adalah momen bersejarah yang harus kita raih," imbuh Sekjen NATO itu.
Finlandia, Swedia dan sekutu-sekutu Barat lainnya tetap optimis mereka dapat mengatasi keberatan Turki.
Simak Video: Finlandia dan Swedia Gabung Aliansi NATO, Putin: Bukan Ancaman Langsung