Kota Prancis Izinkan Wanita Muslim Pakai Burkini di Kolam Renang

Kota Prancis Izinkan Wanita Muslim Pakai Burkini di Kolam Renang

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 17 Mei 2022 16:56 WIB
A Muslim woman wears a burkini, a swimsuit that leaves only the face, hands and feet exposed, on a beach in Marseille, France, August 17, 2016.    REUTERS/Stringer/File Photo
Ilustrasi burkini (dok. REUTERS/Stringer/File Photo)
Paris -

Otoritas kota Grenoble di Prancis mengizinkan pemakaian burkini untuk wanita Muslim di kolam renang yang dikelola pemerintah. Keputusan ini mengobarkan kembali perdebatan sengit soal pemakaian baju renang all-in-one yang sempat memicu kontroversi di Prancis.

Seperti dilansir AFP, Selasa (17/5/2022), burkini biasa dikenakan oleh sejumlah wanita Muslim untuk menutupi tubuh dan rambut saat berenang. Pemakaian burkini menjadi topik perdebatan kontroversial selama musim liburan beberapa tahun terakhir.

Dilihat sebagai simbol Islamisme oleh para pengkritiknya dan penghinaan untuk tradisi sekuler Prancis, banyak kelompok aliran sayap kanan dan sejumlah feminis yang ingin melarang burkini secara langsung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Burkini dilarang di kebanyakan kolam renang yang dikelola pemerintah di Prancis, karena alasan higienis bukan keagamaan, di mana aturan ketat pakaian renang berlaku untuk semua orang, termasuk pria yang diwajibkan mengenakan celana renang ketat.

Langkah yang diputuskan otoritas kota Grenoble itu berlaku secara menyeluruh, yang berarti pria bisa mengenakan celana renang panjang dan wanita boleh bertelanjang dada di kolam renang yang dikelola pemerintah.

ADVERTISEMENT

Wali Kota Grenoble, Eric Piolle, memperjuangkan langkah itu namun menghadapi perlawanan yang sengit. Dia berhasil menggalang cukup suara dalam pertemuan dewan kota untuk menyetujui langkah tersebut, meskipun dia tidak mendapatkan dukungan Partai EELV yang menaunginya dan menjauhkan diri dari langkah itu.

Voting di dewan kota Grenoble berakhir dengan selisih tipis, di mana 29 suara mendukung dan 27 suara menentang, serta dua suara abstain setelah perdebatan sengit terjadi selama 2,5 jam.

"Yang kami lakukan adalah wanita dan pria bisa berpakaian sesuai keinginan mereka," ucap Piolle kepada televisi setempat RMC.

Pertikaian regional ini menempatkan burkini kembali menjadi pembahasan nasional, menghidupkan kembali acara bincang-bincang Prancis dan kelas politik menjelang pemilu parlemen bulan depan.

Isu tentang bagaimana orang-orang berpakaian di kolam renang menjadi topik sangat sensitif di Prancis, termasuk ketakutan soal pengaruh Islam dan ancaman terhadap sekulerisme yang dijunjung tinggi di negara itu.

"Tampaknya bagi saya (Wali Kota Piolle) tidak menyadari bahaya yang dilakukannya terhadap nilai-nilai Republik kita," sebut juru bicara Partai La Republique En Marche yang menaungi Presiden Emmanuel Macron, Prisca Thevenot, kepada Radio J.

"Ini akan melanggar aturan untuk menanggapi keinginan politik berdasarkan agama," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads