Korea Utara (Korut) pada pekan ini mengumumkan kasus pertama COVID-19 usai 2 tahun bertahan mencegah pandemi. Terkini, Korut mengkonfirmasi 21 kematian warga akibat COVID-19.
Korut mengkonfirmasi kasus pertama COVID-19 dua hari lalu atau pada Kamis (12/5). Usai dilaporkan 21 kasus kematian akibat COVID-19, Korut akan mengikuti model manajemen penyakit yang dilakukan China.
"Adalah baik untuk secara aktif belajar dari kesuksesan dan pengalaman anti-epidemi yang maju dan kaya dari partai dan orang-orang China dalam perjuangan melawan epidemi berbahaya," kata pemimpin Korut, Kim Jong-Un, seperti dilaporkan media resmi Korut, KCNA, sebagaimana dilansir kantor berita AFP, Sabtu (14/5/2022)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korut sebelumnya telah menolak tawaran vaksin Corona dari China, serta dari skema Covax Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Pada Kamis (12/5), pihak Beijing mengatakan bersedia membantu Pyongyang. Korea Selatan juga mengumumkan pada hari Jumat (13/5) bahwa pihaknya dapat mengirim vaksin Corona ke Korea Utara -- jika rezim Kim mau menerimanya.
China, satu-satunya negara besar dunia yang masih mempertahankan kebijakan nol-COVID, saat ini sedang memerangi beberapa wabah Omicron - dengan beberapa kota besar, termasuk pusat keuangan Shanghai, saat ini berada di bawah lockdown.
Korut Lockdown Nasional Usai Konfirmasi Kasus COVID-19
Korea Utara mengkonfirmasi virus Corona varian Omicron yang sangat menular telah terdeteksi di ibu kota Pyongyang pada Kamis (12/5). Kim Jong Un pun memerintahkan lockdown secara nasional.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Dua tahun Korut mempertahankan bebas dari COVID-19 dengan biaya ekonomi yang besar sejak awal pandemi. Konfirmasi kasus pertama ini menandai kegagalan blokade virus Corona.
"Jumlah orang yang demam total dari akhir April hingga 13 Mei adalah lebih dari 524.440," kata KCNA, dengan total 27 kematian.
Laporan itu tidak merinci apakah kasus infeksi dan kematian baru itu semuanya dinyatakan positif COVID-19.
Korea Utara memiliki sistem kesehatan yang buruk -- salah satu yang terburuk di dunia -- dan kekurangan obat-obatan dan peralatan penting.
Para ahli mengingatkan, tanpa vaksin COVID-19, obat-obatan antivirus ataupun kemampuan pengujian massal, Korea Utara harus berjuang keras untuk menangani wabah besar-besaran ini.