Wilayah separatis pro-Rusia di Moldova, Transnistria, melaporkan ada sejumlah tembakan dari wilayah Ukraina terhadap sebuah desa yang menjadi lokasi depot amunisi. Laporan ini semakin meningkatkan kekhawatiran bahwa perang di Ukraina mungkin meluas.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (27/4/2022), Kementerian Dalam Negeri pada wilayah separatis yang tidak diakui pemerintah Moldova itu menyebut sejumlah pesawat tak berawak atau drone terdeteksi mengudara di atas desa Cobasna pada Selasa (26/4) malam waktu setempat.
Diklaim oleh kementerian tersebut bahwa drone-drone itu diluncurkan dari Ukraina. Transnistria diketahui berbatasan dengan wilayah Ukraina bagian barat daya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan juga bahwa tembakan kemudian dilepaskan pada Rabu (27/4) pagi terhadap desa perbatasan itu dari wilayah Ukraina. Tidak dijelaskan lebih lanjut soal tembakan tersebut, namun dilaporkan tidak ada korban luka akibat tembakan itu.
Rusia diketahui memiliki kontingen pasukan di Transnistria yang menjaga berton-ton amunisi yang disimpan di wilayah itu sejak sebelum runtuhnya Uni Soviet tahun 1991. Moskow juga memiliki pasukan yang disebut penjaga perdamaian di sana setelah terjadi konflik antara separatis dan militer Moldova.
Kementerian Dalam Negeri Transnistria dengan mengutip 'para pakar' menyebut desa Cobasna memiliki depot amunisi terbesar di kawasan Eropa.
Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Moldova maupun dari Kementerian Pertahanan Ukraina terkait klaim tembakan dari wilayah Ukraina ini.
Saat dimintai tanggapan, militer Ukraina enggan berkomentar dan merujuk pada pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina pada Selasa (26/4) waktu setempat, yang menyatakan Kiev menuduh Moskow berupaya menyeret Transnistria ke dalam perangnya di Ukraina.
Wilayah separatis pro-Rusia itu mengklaim telah menjadi target rentetan serangan dan menuduh Ukraina terlibat. Kiev menyalahkan Moskow sebagai dalang utama dari serangan-serangan yang mencakup ledakan yang menghancurkan dua menara radio di sana.
Simak Video: Ukraina Amati Persenjataan Rudal Rusia Mulai Dioperasikan di Perbatasan