Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson memperkirakan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan mengerahkan senjata nuklir jika terus mengalami kegagalan dalam operasi militer di Ukraina. Johnson mengingatkan Putin masih memiliki kesempatan untuk melakukan manuver dan mengakhiri perang.
Seperti dilansir media Inggris, Evening Standard, Rabu (27/4/2022), pernyataan itu disampaikan Johnson dalam wawancara dengan Tom Newton Dunn di TalkTV pada Selasa (26/4) malam waktu setempat.
Saat ditanya apakah dirinya memperkirakan Putin akan mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir taktis jika Rusia mengalami lebih banyak kegagalan militer di Ukraina, Johnson menjawab dengan tegas: "Tidak, saya tidak memperkirakan itu."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengingat dukungan besar warga Rusia atas apa yang dilakukannya, mengingat media Rusia yang tidak menyadari apa yang sebenarnya terjadi di Ukraina, paradoksnya adalah bahwa Putin memiliki lebih banyak ruang politik untuk mundur, untuk menarik diri," ujar Johnson dalam wawancara tersebut.
Dalam wawancara tersebut, Johnson juga ditanya soal perselisihan antara London dan Moskow, setelah Rusia mengancam Inggris bahwa akan ada 'respons proporsional' segera jika Inggris terus memprovokasi Ukraina dalam menyerang target-target di wilayah Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia mengutip pernyataan Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey yang menyatakan kepada radio BBC bahwa sepenuhnya sah bagi Ukraina untuk memburu target di dalam wilayah Rusia untuk mengganggu logistik dan jalur pasokan.
Saat ditanya soal cekcok itu, Johnson menegaskan bahwa memiliki hak untuk melindungi diri mereka sendiri. Namun dia juga menambahkan bahwa Inggris tidak menginginkan krisis semakin meningkat hingga ke luar perbatasan Ukraina.
Simak juga 'Sekjen PBB Akan Temui Putin dan Zelensky':
Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov sebelumnya memperingatkan negara-negara Barat bahwa bahaya perang nuklir serius dan nyata. Lavrov juga menyerukan agar negara Barat tidak meremehkan peningkatan risiko perang nuklir terkait Ukraina.
Dalam wawancara dengan televisi pemerintah Rusia, seperti dilansir Reuters dan CNN, Lavrov juga bersikeras menegaskan bahwa Rusia berupaya menurunkan risiko perang nuklir. Menurut Lavrov, Rusia telah melakukan banyak hal untuk menegakkan prinsip berjuang untuk mencegah perang nuklir dengan segala cara.
"Ini adalah posisi penting kami di mana kami mendasarkan segalanya. Risikonya sekarang cukup besar," ucap Lavrov dalam wawancara itu.
"Saya tidak ingin meningkatkan risiko itu secara artifisial. Banyak pihak akan menyukai itu. Bahayanya serius, nyata. Dan kita tidak boleh meremehkannya," tegasnya.