Belum Berakhir, Pabrik Baja Azovstal di Mariupol Terus Digempur Rusia

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 24 Apr 2022 17:42 WIB
Foto: Planet Labs via AP
Jakarta -

Pejabat Ukraina mengatakan pasukan Rusia terus-menerus membombardir pabrik baja Azovstal di kota Mariupol. Warga sipil serta pasukan Ukraina menjadikan pabrik itu sebagai tempat berlindung dari serangan Rusia.

Dilansir CNN, Minggu (24/4/2022) Penasihat presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, mengatakan bahwa pasukan Rusia "terus-menerus menyerang" pabrik baja Azovstal di Mariupol pada hari Minggu Paskah.

"Saat ini Paskah Ortodoks 2022. Tapi sekarang, RF (Federasi Rusia) terus menyerang Mariupol Azovstal," cuitnya.

"Tempat di mana warga sipil dan militer kami berada, dibom dengan bom udara berat dan artileri. RF mengumpulkan pasukan dan peralatan untuk penyerangan," imbuhnya.

Diketahui awal pekan ini, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan kepada Presiden Vladimir Putin bahwa pihaknya telah menguasai kota Mariupol, Ukraina. Putin pun memuji 'pembebasan' kota pelabuhan di Ukraina itu.

Dengan mengambil kendali penuh Mariupol di Laut Azov akan menjadi kemenangan strategis bagi Rusia. Sebab, penguasaan ini akan membantunya menghubungkan Krimea, yang telah dicaplok Rusia dan menjadi wilayah separatis pro-Rusia di Ukraina timur.

"RF harus memikirkan sisa-sisa reputasinya," kata Podolyak, mendesak Rusia untuk mengumumkan gencatan senjata di Mariupol, membuka koridor kemanusiaan untuk evakuasi warga sipil dan menyepakati negosiasi khusus untuk pertukaran pasukan militer yang terkepung di kota tersebut.

Diketahui pabrik baja Azovstal itu telah menjadi salah satu pertahanan signifikan terakhir pasukan Ukraina. Kompleks industri ini melindungi ratusan tentara dan warga sipil dari gempuran Rusia.

Pasukan Rusia telah mengepung Mariupol selama lebih dari sebulan. Akses makanan dan air bersih kian menipis, sementara listrik padam.

Pada hari Kamis (21/4), Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan ada sekitar 1.000 warga sipil dan 500 prajurit terluka di sana.

Yuriy Ryzhenkov, CEO perusahaan yang memiliki pabrik Azovstal, mengatakan kepada CNN pada hari Kamis bahwa situasi di sana "layaknya bencana".




(izt/dhn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork