Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres meminta untuk bertemu dengan presiden Rusia dan Ukraina di ibu kota masing-masing negara.
Permintaan itu disampaikan pemimpin badan dunia tersebut di tengah perang Rusia dan Ukraina yang terus berkecamuk.
Dilansir dari kantor berita AFP, Kamis (21/4/2022), juru bicara PBB, Stephane Dujarric mengatakan bahwa Guterres membuat permintaan tersebut dalam surat yang dikirim ke Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PBB telah terpinggirkan dalam krisis sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari, sebagian karena perang tersebut telah memecah negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB: Amerika Serikat, Prancis, Inggris, China, dan Rusia.
China telah menolak untuk mengutuk invasi tersebut, menyebut Rusia sebagai korban dari upaya Barat untuk melemahkannya.
Dengan surat-surat yang dia kirim pada hari Selasa (19/4) waktu setempat itu, Guterres berusaha untuk mendorong dialog untuk mengakhiri perang.
"Pada saat bahaya dan konsekuensi besar ini, dia ingin membahas langkah-langkah mendesak untuk mewujudkan perdamaian di Ukraina," kata Dujarric.
Guterres hanya melakukan sedikit kontak dengan Zelensky sejak perang dimulai, berbicara dengannya hanya sekali melalui telepon, pada 26 Maret.
Sementara Putin belum bersedia menerima panggilan telepon dari Guterres, atau melakukan kontak dengannya, sejak Sekjen PBB itu menyatakan bahwa invasi Rusia melanggar piagam PBB.