Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pasukan khusus Rusia telah membebaskan sejumlah sandera yang ditahan di dalam sebuah masjid Turki di kota Mariupol, Ukraina. Rusia menyebut pembebasan itu merupakan permintaan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Seperti dilansir kantor berita Rusia, TASS, Senin (18/4/2022), juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, mengklaim para sandera itu ditahan oleh kelompok Nazi Ukraina.
"Operasi khusus untuk membebaskan sandera-sandera, yang ditahan di masjid Turki oleh Nazi Ukraina, telah dilakukan pada 16 April selama aksi ofensif untuk membebaskan Mariupol dan atas permintaan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan," ujar Konashenkov dalam pernyataan pada Minggu (17/4) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konashenkov tidak menyebut lebih lanjut jumlah sandera yang dibebaskan.
Namun dia menyatakan bahwa berkat tindakan tanpa pamrih oleh pasukan khusus Rusia itu, masjid tersebut dibebaskan dan 29 militan, termasuk tentara bayaran asing, tewas dibunuh.
"Para sandera, yang merupakan warga negara salah satu negara CIS, telah dibebaskan dan dibawa ke lokasi yang aman," tutur Konashenkov dalam pernyataannya.
CIS merupakan singkatan dari Commonwealth of Independent States atau Persemakmuran Negara-negara Merdeka. CIS diketahui beranggotakan negara-negara bekas Uni Soviet yang dibentuk saat Soviet runtuh.
Negara-negara yang merupakan anggota CIS antara lain, Armenia, Azerbaijan, Belarusia, Kazakhstan, Kirgizstan, Moldova, Rusia, Tajikistan dan Uzbekistan.