Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia menyatakan sangat tidak setuju dengan tuduhan genosida yang dilontarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, terkait operasi militer Moskow di Ukraina. Kremlin balik menuduh pemerintahan AS munafik.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (14/4/2022), Biden untuk pertama kalinya menuduh pasukan Rusia di bawah Presiden Vladimir Putin telah melakukan genosida di Ukraina dalam pernyataan pada Selasa (12/4) waktu setempat.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan tuduhan semacam itu telah 'mendistorsi situasi' dan 'tidak bisa diterima'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menganggap upaya semacam ini untuk mendistorsi situasi, tidak bisa diterima," tegas Peskov kepada wartawan.
"Ini hampir tidak bisa diterima datang dari seorang Presiden Amerika Serikat, sebuah negara yang telah melakukan kejahatan-kejahatan ternama baru-baru ini," imbuhnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Pada Selasa (12/4) waktu setempat, Biden untuk pertama kalinya menggunakan istilah genosida terkait invasi Rusia ke Ukraina. Dalam pidato soal melonjaknya harga bahan bakar di AS, Biden menyebut kemampuan warga Amerika memenuhi tangki mereka tidak seharusnya 'bergantung pada apakah seorang diktator menyatakan perang dan melakukan genosida di belahan dunia lainnya'.
Saat ditanya wartawan setempat soal pidatonya itu, Biden menegaskan dirinya memang menyebut Rusia telah melakukan genosida di Ukraina.
"Iya, saya menyebutnya genosida," tegas Biden kepada wartawan yang mendampinginya dalam kunjungan ke Iowa, saat ditanya soal penggunaan istilah itu dalam pidatonya.
"Itu menjadi lebih jelas dan semakin jelas bahwa Putin berusaha menghapus bahkan gagasan untuk bisa menjadi seorang warga Ukraina," ujar Biden.
Di bawah hukum internasional, genosida merupakan niat untuk menghancurkan -- secara keseluruhan atau sebagian -- sebuah bangsa, etnis, ras atau kelompok keagamaan. Genosida ditetapkan sebagai kejahatan di bawah hukum internasional tahun 1948 silam dalam konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Biden sebelumnya menyebut Putin sebagai 'penjahat perang', yang langsung menuai penolakan Moskow dengan kemarahan dan disebut membawa hubungan Rusia-AS ke ambang keruntuhan.
Dalam pernyataan terbaru pada Selasa (12/4) waktu setempat, Putin membantah tuduhan kejahatan perang di Bucha, di mana kuburan massal dan mayat bergelimpangan ditemukan sepeninggal pasukan Rusia. Putin menyebut gambar dan video di Bucha adalah 'palsu'.