Untuk pertama kalinya Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menggunakan istilah genosida terkait invasi Rusia ke Ukraina. Biden menuduh pasukan militer Rusia di bawah Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan genosida di Ukraina.
Biden pertama kali melontarkan tuduhan pada Putin saat berpidato soal melonjaknya harga bensin pada Selasa (12/4). Dia menyebut kemampuan warga Amerika memenuhi tangki mereka tidak seharusnya 'bergantung pada apakah seorang diktator menyatakan perang dan melakukan genosida di belahan dunia lainnya'.
Pemerintahan Biden berusaha menyalahkan kenaikan tajam harga bahan bakar di AS terhadap invasi Putin ke Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir Channel News Asia, Biden mengatakan istilah tersebut berasal dari dirinya. Menurutnya semakin jelas bahwa Putin berusaha menghapus bahkan gagasan untuk menjadi seorang warga Ukraina.
"Iya, saya menyebutnya genosida," tegas Biden kepada wartawan yang mendampinginya dalam kunjungan ke Iowa, saat ditanya soal penggunaan istilah itu dalam pidato pada Selasa (12/4) waktu setempat, seperti dilansir Channel News Asia, Rabu (13/4/2022).
"Itu menjadi lebih jelas dan semakin jelas bahwa Putin berusaha menghapus bahkan gagasan untuk bisa menjadi seorang warga Ukraina," ujar Biden.
Namun Biden juga menyatakan bahwa akhirnya akan tergantung pada pengadilan menetapkan apakah tindakan Rusia terhadap Ukraina -- di mana Rusia dituduh melakukan kekejaman terhadap warga sipil -- merupakan genosida.
Lihat juga video 'Dikepung Militer Rusia Berminggu-minggu, Prajurit Ukraina Kibarkan Bendera Putih':
"Kita akan membiarkan pengacara-pengacara untuk memutuskan secara internasional apakah itu memenuhi syarat atau tidak, tapi tampaknya seperti itu bagi saya," ucapnya.
Biden mengatakan berbagai bukti semakin banyak bermunculan. Bukti-bukti ini berkaitan dengan hal mengerikan yang telah dilakukan Rusia di Ukraina.
"Buktinya semakin menumpuk. Lebih banyak bukti bermunculan soal hal-hal mengerikan yang telah dilakukan Rusia di Ukraina. Dan kita akan mengetahui lebih banyak lagi soal kehancuran itu," imbuh Biden.
Ukraina menuduh Rusia melakukan kejahatan perang sebelum terjadi temuan mengerikan ratusan mayat sipil bergelimpangan di kota Bucha, yang memicu kecaman global. Biden menyebut Putin sebagai 'penjahat perang' dalam komentarnya dan menyerukan agar Putin diadili terkait dugaan kekejaman di Ukraina.
Namun AS tidak menggunakan istilah 'genosida' yang sesuai dengan protokolnya sejak lama, karena definisi hukumnya yang ketat dan beratnya implikasi yang dipicu tuduhan itu.
Sebelumnya saat ditanya wartawan soal apakah pembunuhan di Bucha, Ukraina, merupakan genosida, Biden menjawab: "Tidak, saya pikir itu kejahatan perang."
Di bawah hukum internasional, genosida merupakan niat untuk menghancurkan -- secara keseluruhan atau sebagian -- sebuah bangsa, etnis, ras atau kelompok keagamaan. Menurut konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), hal itu termasuk melalui pembunuhan; memicu luka serius pada tubuh atau mental; memicu kondisi dan langkah mematikan untuk mencegah kelahiran, di antara cara-cara lainnya.
Genosida yang dianggap sebagai pelanggaran internasional paling serius, pertama digunakan untuk menyebut Holocaust Nazi. Genosida ditetapkan sebagai kejahatan di bawah hukum internasional tahun 1948 silam dalam konvensi PBB.
Sejak akhir Perang Dingin, Departemen Luar Negeri AS secara resmi menggunakan istilah genosida sebanyak tujuh kali. Itu digunakan untuk menyebut pembantaian di Bosnia, Rwanda, Irak dan Darfur; serangan Islamic State (ISIS) terhadap Yazidi dan minoritas lainnya; perlakuan China terhadap Uighur dan minoritas Muslim lainnya, dan persekusi militer Myanmar terhadap minoritas Rohingya. China telah membantah tuduhan genosida terhadap Uighur.
Macron Tolak Sebut Genosida
Berbeda dari Biden, Presiden Prancis Emmanuel Macron menolak untuk menyebut tindakan Rusia di Ukraina sebagai genosida.
Seperti dilansir CNN, Rabu (13/4/2022), penolakan Macron itu disampaikan saat dia ditanya apakah dirinya sama seperti Biden akan menggunakan istilah 'genosida' untuk pembunuhan warga Ukraina oleh pasukan Rusia.
"Saya akan berhati-hati dengan istilah semacam itu hari ini karena kedua bangsa ini (Rusia dan Ukraina) bersaudara," tegas Macron dalam wawancara dengan televisi setempat, France 2.
Macron mengatakan dirinya mencoba semampunya untuk menghentikan perang Rusia Ukraina.
"Saya ingin terus mencoba, sebanyak yang saya bisa, untuk menghentikan perang ini dan membangun kembali perdamaian. Saya tidak yakin bahwa eskalasi retorika layak untuk isu itu," imbuhnya.
"Apa yang bisa kita sampaikan dengan pasti adalah situasinya tidak bisa diterima dan bahwa ini merupakan kejahatan perang. Kita hidup melalui kejahatan perang yang belum pernah terjadi sebelumnya di tanah kita -- tanah Eropa kita," ujar Macron.