Wanti-wanti Ukraina ke Negara Barat soal Senjata Kimia Rusia

Wanti-wanti Ukraina ke Negara Barat soal Senjata Kimia Rusia

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 13 Apr 2022 07:01 WIB
Kota Mariupol di wilayah Ukraina bagian tenggara alami kehancuran hingga 90 persen usai dikepung pasukan Rusia selama beberapa pekan terakhir. Ini fotonya.
Kota Mariupol hancur dibombardir Rusia (Reuters)
Kiev -

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan negara-negara Barat soal senjata kimia Rusia. Zelensky mewanti-wanti usai munculnya laporan Rusia menggunakan senjata kimia di Mariupol.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (12/4/2022), Zelensky meminta negara-negara Barat memberikan sanksi-sanksi kuat terkait kemungkinan penggunaan senjata kimia tersebut. Dengan demikian, Rusia tidak akan memikirkan untuk betul-betul menggunakannya.

Berdasarkan sejumlah laporan yang belum dikonfirmasi pada Senin (11/4) waktu setempat bahkan disebutkan bahwa senjata kimia telah digunakan di kota Mariupol. Kota itu diketahui telah dikepung pasukan Rusia selama berminggu-minggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menangani ini dengan sangat serius," tegas Zelensky dalam pernyataan video pada Senin (11/4) malam waktu setempat.

Dia tidak menyebut senjata kimia telah digunakan. Namun, dia menyebut kemungkinan penggunaan senjata kimi telah dibahas oleh Rusia.

ADVERTISEMENT

"Saya ingin mengingatkan para pemimpin dunia bahwa kemungkinan penggunaan senjata kimia oleh militer Rusia telah dibahas. Dan pada saat itu, itu berarti bahwa diperlukan untuk bereaksi terhadap agresi Rusia dengan lebih keras dan lebih cepat," cetusnya.

Sementara itu, Ajudan Wali Kota Mariupol, Petro Andryushchenko, menuturkan via saluran Telegramnya bahwa serangan kimia belum dikonfirmasi dan dirinya berharap untuk menyampaikan informasi detail juga klarfikasinya nanti.

Lebih lanjut, Sekretaris Pers Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) John Kirby secara terpisah menyatakan otoritas AS menyadari laporan semacam itu.

"Kami tidak bisa mengonfirmasi saat ini dan akan terus memantau situasi dengan cermat," ucap Kirby dalam pernyataannya.

"Laporan-laporan ini, jika benar, sangat mengkhawatirkan dan mencerminkan kekhawatiran yang kita miliki soal potensi Rusia menggunakan berbagai agen pengendali kerusuhan, termasuk gas air mata yang dicampur bahan kimia, di Ukraina," sebutnya.

Simak selengkapnya peringatan Inggris di halaman berikutnya.

Lihat Video: Putin Singgung Pembantaian di Afghanistan saat Bahas Situasi Ukraina

[Gambas:Video 20detik]



Inggris Beri Peringatan Keras ke Rusia

Kemudian, salah seorang menteri Inggris juga buka suara terkait kemungkinan senjata kimia digunakan Rusia. Dia mengingatkan bahwa setiap penggunaan senjata kimia oleh Rusia dalam serangannya di Ukraina "akan mendapat tanggapan dan semua opsi bisa diambil".

Dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (12/4), peringatan keras itu datang beberapa jam setelah London mengatakan pihaknya mencoba memverifikasi laporan bahwa Moskow menggunakan senjata kimia pada Senin (11/4) di kota Mariupol, Ukraina.

"Jika itu (senjata kimia) digunakan, maka Presiden (Rusia) (Vladimir) Putin harus tahu bahwa semua opsi mungkin diambil dalam hal bagaimana Barat akan merespons," kata Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey kepada Sky News.

"Ada beberapa hal yang di luar batas, dan penggunaan senjata kimia akan mendapat tanggapan," imbuhnya.

Beberapa jam sebelumnya, Menteri Luar Negeri Liz Truss mengatakan bahwa Inggris tengah bekerja dengan mitra-mitra untuk memverifikasi laporan bahwa pasukan Rusia mungkin telah menggunakan senjata kimia di Mariupol.

"Setiap penggunaan senjata semacam itu akan menjadi eskalasi yang tidak berperasaan dalam konflik ini dan kami akan meminta pertanggungjawaban Putin dan rezimnya," tambahnya di Twitter.

Laporan Pertama Senjata Kimia Rusia

Laporan pertama kali muncul pada Senin (11/4) pagi dari batalion Azov Ukraina bahwa sebuah pesawat tak berawak (drone) Rusia telah menjatuhkan "zat beracun" pada pasukan dan warga sipil di Mariupol.

Pasukan Azov mengklaim orang-orang mengalami kegagalan pernapasan dan masalah neurologis.

"Tiga orang memiliki tanda-tanda jelas keracunan akibat bahan kimia perang, tetapi tanpa konsekuensi parah," kata pemimpin batalyon Azov, Andrei Biletsky dalam pesan video di Telegram.

AS dan Inggris selidiki laporan senjata kimia Rusia di halaman berikutnya.

Dia menuduh Rusia menggunakan senjata kimia tersebut selama serangan di pabrik metalurgi Azovstal yang besar di kota itu.

AFP tidak dapat memverifikasi klaim tersebut, yang dibagikan oleh para anggota parlemen Ukraina.

AS-Inggris Selidiki Laporan Tersebut

Amerika Serikat (AS) dan Inggris memastikan tidak akan tinggal diam. Mereka mengatakan tengah bekerja untuk mengonfirmasi laporan yang belum diverifikasi soal Rusia yang menggunakan senjata kimia dalam invasi mereka di Ukraina.

"Ada laporan-laporan bahwa pasukan Rusia kemungkinan telah menggunakan bahan kimia dalam serangan kepada warga Mariupol. Kami bekerja cepat dengan mitra-mitra untuk memverifikasi laporan," kata Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss di akun Twitternya.

"Setiap penggunaan senjata semacam itu akan menjadi eskalasi yang tidak berperasaan dalam konflik ini dan kami akan meminta Putin dan rezimnya bertanggung jawab."

Sementara juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan bahwa AS juga tengah memantau laporan tersebut.

"Kami tidak dapat mengonfirmasi pada saat ini dan akan terus memantau situasi dengan cermat," kata Kirby. "Laporan ini, jika benar, sangat memprihatinkan dan merefleksikan kekhawatiran yang kita miliki tentang potensi Rusia untuk menggunakan berbagai alat kerusuhan, termasuk gas air mata dicampur zat kimia di Ukraina."

Halaman 2 dari 3
(maa/maa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads