Seorang menteri Inggris mengingatkan bahwa setiap penggunaan senjata kimia oleh Rusia dalam serangannya di Ukraina "akan mendapat tanggapan dan semua opsi bisa diambil".
Dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (12/4/2022), peringatan keras itu datang beberapa jam setelah London mengatakan pihaknya mencoba memverifikasi laporan bahwa Moskow menggunakan senjata kimia pada Senin (11/4) di kota Mariupol, Ukraina yang terkepung.
"Jika itu (senjata kimia) digunakan, maka Presiden (Rusia) (Vladimir) Putin harus tahu bahwa semua opsi mungkin diambil dalam hal bagaimana Barat akan merespons," kata Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey kepada Sky News.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada beberapa hal yang di luar batas, dan penggunaan senjata kimia akan mendapat tanggapan," imbuhnya.
Beberapa jam sebelumnya, Menteri Luar Negeri Liz Truss mengatakan bahwa Inggris tengah bekerja dengan mitra-mitra untuk memverifikasi laporan bahwa pasukan Rusia mungkin telah menggunakan senjata kimia di Mariupol.
"Setiap penggunaan senjata semacam itu akan menjadi eskalasi yang tidak berperasaan dalam konflik ini dan kami akan meminta pertanggungjawaban Putin dan rezimnya," tambahnya di Twitter.
Laporan pertama kali muncul pada Senin (11/4) pagi dari batalion Azov Ukraina bahwa sebuah pesawat tak berawak (drone) Rusia telah menjatuhkan "zat beracun" pada pasukan dan warga sipil di Mariupol.
Simak Video 'Rusia: Kami Tak Akan Menghentikan Operasi Militer!':
Pasukan Azov mengklaim orang-orang mengalami kegagalan pernapasan dan masalah neurologis.
"Tiga orang memiliki tanda-tanda jelas keracunan akibat bahan kimia perang, tetapi tanpa konsekuensi parah," kata pemimpin batalyon Azov, Andrei Biletsky dalam pesan video di Telegram.
Dia menuduh Rusia menggunakan senjata kimia tersebut selama serangan di pabrik metalurgi Azovstal yang besar di kota itu.
AFP tidak dapat memverifikasi klaim tersebut, yang dibagikan oleh para anggota parlemen Ukraina.